Bentuk Interaksi Sosial Asosiatif, Kerja Sama hingga Akulturasi

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
Konten dari Pengguna
14 Juli 2021 8:42 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi bentuk interaksi sosial asosiatif. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bentuk interaksi sosial asosiatif. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Interaksi sosial adalah hubungan-hubungan sosial dinamis yang menyangkut hubungan antara orang perorangan, kelompok-kelompok manusia, maupun orang perorangan dengan kelompok manusia. Interaksi sosial terjadi dalam kehiduan sehari-hari secara terus menerus karena manusia adalah makhluk sosial.
ADVERTISEMENT
Dalam masyarakat, interaksi sosial dapat menghasilkan bentuk hubungan yang dapat mempererat atau mengubah kondisi masyarakat tersebut. Secara umum, interaksi sosial terbagi menjadi dua, yakni interaksi sosial asosiatif dan disosiatif.
Interaksi asosiatif menuju pada kesatuan, sedangkan disosiatif mengarah pada perpecahan. Karena asosiatif mengarah pada kesatuan, interaksi ini lebih diharapkan dalam masyarakat. Lantas, seperti apakah bentuk interaksi sosial asosiatif? Simak penjelasan berikut.

Bentuk Interaksi Sosial Asosiatif

Ilustrasi bentuk interaksi sosial asosiatif. Foto: Pixabay
Mengutip buku Sosiologi oleh Abdullah, menurut Charles Horton Cooley, dalam proses asosiatif terdapat kerja sama yang dilakukan dengan penuh kesadaran. Sehingga interaksi ini bersifat positif dan memungkinkan adanya penyelesaian masalah. Berikut bentuk-bentuk interaksi sosial asosiatif:
1. Kerja Sama
Kerja sama adalah suatu usaha bersama untuk mencapai suatu tujuan. Dalam kerja sama, terdapat unsur saling membantu satu sama lain. Dengan bekerja sama, suatu pekerjaan dapat diselesaikan lebih cepat.
ADVERTISEMENT
Kerja sama terbagi atas gotong royong, pertukaran barang (bargaining), kombinasi dua organisasi (koalisi), kerja sama penerimaan unsur baru (cooperation), dan penanaman modal (joint).
2. Akomodasi
Akomodasi adalah upaya yang dilakukan untuk menyelesaikan suatu masalah atau konflik. Tujuan akomodasi adalah agar tercipta keseimbangan atau kestabilan interaksi sosial terkait norma dan nilai dalam masyarakat. Akomodasi terbagi lagi menjadi beberapa bentuk, yakni:
Koersi: Menyelesaikan masalah dengan menggunakan tekanan, pemaksaan, atau ancaman antara satu pihak tertentu terhadap pihak lainnya. Dalam hal ini, salah satu pihak berada pada posisi yang lebih lemah.
Kompromi: Usaha menyelesaikan masalah dengan mengurangi tuntutan. Pihak-pihak yang terlibat perselisihan saling memahami satu sama lain agar tercapai penyelesaian.
Arbitrasi: Cara menyelesaikan masalah dengan bantuan pihak ketiga. Pihak ketiga memiliki wewenang dan kedudukan yang tinggi, sehingga dapat memberi keputusan yang mengikat pihak-pihak yang berkonflik.
ADVERTISEMENT
Mediasi: Usaha untuk mencapai kesepakatan dengan menghadirkan pihak ketiga. Namun, pihak ketiga ini bersikap netral dan hanya berperan sebagai penasihat. Keputusan akhir dalam penyelesaian masalah tetap dikembalikan kepada kedua pihak yang berkonflik.
Konsiliasi: Usaha yang dilakukan pihak tertentu untuk mempertemukan keinginan-keinginan dari pihak-pihak yang berselisih sehingga dapat menyelesaikan masalah.
Toleransi: Menghindari perselisihan karena memiliki sikap saling menghormati kepentingan sesama. Dengan cara ini, perselisihan dapat dicegah. Toleransi timbul karena adanya kesadaran masing-masing individu.
Stalemate: Terjadi ketika kelompok yang terlibat pertentangan mempunyai kekuatan seimbang.
Ajudikasi: Penyelesaian masalah atau sengketa melalui jalur hukum di meja hijau.
3. Asimilasi
Asmiliasi adalah suatu cara bersikap dan bertingkah laku dalam menghadapi perbedaan dengan usaha-usaha mengurangi perbedaan-perbedaan untuk mencapai kesatuan.
ADVERTISEMENT
Asimilasi ditandai dengan adanya percampuran dua kebudayaan yang melebur menjadi suatu kebudayaan baru. Faktor-faktor yang mempermudah terjadinya asimilasi di antaranya:
4. Akulturasi
Akulturasi timbul apabila kelompok manusia dari kebudayaan tertentu berhadapan dengan unsur kebudayaan asing. Kemudian, unsur kebudayaan asing tersebut lambat laun diterima tanpa menghilangkan unsur-unsur lama.
(AFM)