Berusaha Menjadi Juara Kelas Termasuk dalam Sikap Mengimani Qadar, Ini Alasannya

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
Konten dari Pengguna
2 Agustus 2021 17:23 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi belajar dan berusaha menjadi juara kelas. Foto: freepik
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi belajar dan berusaha menjadi juara kelas. Foto: freepik
ADVERTISEMENT
Menjadi juara kelas tentu impian bagi banyak pelajar. Pencapaian ini dianggap membanggakan dan mampu dijadikan sebagai tolok ukur dalam menilai prestasi seseorang.
ADVERTISEMENT
Untuk meraihnya, dibutuhkan usaha maksimal dari beberapa pihak terkait seperti siswa dan orangtua. Siswa dapat berupaya meningkatkan prestasinya dengan giat belajar dan berlatih soal. Sementara, orangtua dapat membantunya dengan memberikan dukungan moral dan material.
Dalam Islam, usaha untuk menjadi juara kelas termasuk dalam sikap mengimani qadar. Apa itu qadar dan bagaimana kedudukannya dalam Islam? Untuk lebih memahaminya, simak penjelasan berikut.

Pengertian Qada dan Qadar

Segala sesuatu yang terjadi di alam semesta ini merupakan takdir Allah SWT. Itu termasuk yang berkaitan dengan kehidupan, kematian, rezeki, jodoh, ataupun maut yang semuanya telah ditetapkan Allah. Takdir tersebut disebut sebagai qada dan qadar.
Allah SWT telah memerintahkan hamba-Nya untuk mengimani qada dan qadar. Sebagaimana disebutkan dalam Alquran Surat Al-Baqarah ayat 210 yang berbunyi:
ADVERTISEMENT
هَلْ يَنْظُرُوْنَ اِلَّآ اَنْ يَّأْتِيَهُمُ اللّٰهُ فِيْ ظُلَلٍ مِّنَ الْغَمَامِ وَالْمَلٰۤىِٕكَةُ وَقُضِيَ الْاَمْرُ ۗ وَاِلَى اللّٰهِ تُرْجَعُ الْاُمُوْرُ
“Tidak ada yang mereka tunggu-tunggu kecuali datangnya (azab) Allah bersama malaikat dalam naungan awan, sedangkan perkara (mereka) telah diputuskan. Dan kepada Allah-lah segala perkara dikembalikan.”
Ilustrasi qada dan qadar. Foto: freepik
Mengutip buku Beriman Kepada Qada dan Qadar oleh Abdul Hadi Awang (2008), qada merupakan kehendak Allah yang ditetapkan pada zaman azali dan menepati dengan apa yang diadakan. Sedangkan qadar merupakan sesuatu yang ditentukan oleh qada berupa sifat, keadaan, kedudukan, masa, dan sebab.
Sederhananya, qada adalah takdir/ketetapan yang sudah ada sebelum manusia diciptakan. Sedangkan qadar adalah realisasi dari ketetapan tersebut yang sifatnya dhohir atau terlihat manusia. Meski begitu, umat Muslim wajib mengimani keduanya.
ADVERTISEMENT

Contoh Qada dan Qadar

Mengutip buku Qadha dan Qadar karangan Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah, berikut beberapa contoh qada dan qadar yang mudah dipahami:
Baik qada maupun qadar ditetapkan oleh Allah berdasarkan usaha dan ikhtiar manusia. Jika ditakdirkan memiliki keturunan, seseorang tidak akan memperolehnya kecuali dengan menikah. Jika ditakdirkan menjadi juara kelas, seseorang tidak akan memperolehnya kecuali dengan memaksimalkan usahanya, dan seterusnya
ADVERTISEMENT
(MSD)