Cara Deteksi Happy Hypoxia Pada Pasien Covid-19

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
Konten dari Pengguna
8 September 2020 17:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi sesak napas Foto: dok.shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi sesak napas Foto: dok.shutterstock
ADVERTISEMENT
Gejala happy hypoxia pada pasien covid-19 tengah memicu kekhawatiran baru di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Itu karena gejala tersebut menjadi salah satu penyebab kematian pada pasien positif covid-19 tanpa gejala.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari kumparanSAINS, happy hypoxia atau hypoxemia merupakan suatu kondisi di mana pasien kekurangan oksigen. Namun anehnya, gejala ini tidak disertai dengan tanda-tanda dyspnea atau kesulitan bernapas.
"Memang tidak bergejala sama sekali, mereka tidak merasakan apa-apa. Tapi, setelah diukur saturasi oksigennya ada di bawah 90 persen. Kalau orang sehat saturasi oksigennya di bawah 90 persen pasti merasakan sesak, tapi kalau mereka tidak. Tahu-tahu sudah parah, sudah tidak sadar dan fatalnya langsung meninggal," ujar Kepala Dinas Kesehatan Jawa Tengah Yulianto Prabowo, Senin (7/9).
Pada dasarnya, saturasi oksigen orang yang sehat berkisar antara 95-100 persen. Namun, pasien covid-19 yang mengalami happy hypoxia dapat mengalami penurunan saturasi oksigen yang drastis hingga di bawah 70 persen.
ADVERTISEMENT
Kendati demikian, penurunan saturasi oksigen itu seringkali tidak disadari oleh pasien covid-19 yang mengalami hypoxemia. Pasien tersebut justru bisa saja merasa normal tanpa mengetahui ancaman kematian di hadapannya.
Jika kondisi ini dibiarkan, happy hypoxia dapat melumpuhkan organ tubuh lain hingga menyebabkan kematian mendadak.
Ilustrasi kadar oksigen menurun. Foto: halifaxcourier
Untuk menghindari gejala ini, pasien positif corona dapat melakukan deteksi dini happy hypoxia. Untuk mendeteksinya dapat dilakukan dengan dua cara.
Pertama, pasien harus menarik napas dalam-dalam sebanyak 2-3 kali. Bila timbul rangsangan batuk, ada baiknya untuk waspada terhadap happy hypoxia.
Kedua, deteksi juga dapat dilakukan dengan menggunakan alat Pulse Oxymetri di ujung jari guna mengukur saturasi oksigen. Semua cara itu dapat dilakukan secara berkala dari pagi hingga malam hari.
ADVERTISEMENT
Selain melakukan deteksi dini, pasien yang sedang menerapkan isolasi diri di rumah juga harus lebih jeli terhadap kondisi tubuh. Bila kondisi tubuh khususnya pernapasan memburuk, pasien diharapkan untuk segera memeriksakan diri ke dokter.
(GTT)