Cara Mengatasi Tangan Berkeringat Menurut Petunjuk Medis

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
Konten dari Pengguna
30 April 2024 17:30 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi keringat berlebihan (Hyperhidrosis). Foto: Doucefleur/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi keringat berlebihan (Hyperhidrosis). Foto: Doucefleur/Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tangan yang sering berkeringat bisa mengganggu aktivitas sehari-hari, terutama ketika berinteraksi sosial. Dalam ranah medis, kondisi ini dikenal dengan istilah hyperhidrosis.
ADVERTISEMENT
Menurut Y. Shargall, E. Spratt, dan R. Zeldin dalam jurnal Hyperhidrosis: what is it and why does it occur?, hyperhidrosis adalah suatu kondisi ketika keringat berproduksi secara berlebihan di beberapa bagian tubuh.
Kondisi ini sering kali tidak berhubungan dengan kebutuhan termoregulasi tubuh. Karena bisa sangat mengganggu, Anda perlu menemukan berbagai cara untuk mengatasinya. Seperti apa?

Pengertian Hyperhidrosis

Ilustrasi perempuan berkeringat saat berolahraga. Foto: Shutterstock
Hyperhidrosis adalah kondisi medis yang ditandai dengan produksi keringat berlebih melebihi kebutuhan normal tubuh untuk termoregulasi. Kondisi ini dapat memengaruhi bagian tubuh tertentu, termasuk tangan dan kaki.

1. Kenali Penyebabnya

Hyperhidrosis bisa terjadi karena banyak faktor. Dalam penelitian yang dilakukan oleh H. Kaufmann dalam jurnal Primary hyperhidrosis, diketahui bahwa hyperhidrosis primer umumnya bersifat idiopatik.
Artinya, penyebab hyperhidrosis tidak diketahui dan sering kali berkaitan dengan faktor genetik. Ini berbeda dengan hyperhidrosis sekunder yang bisa disebabkan oleh kondisi medis lain seperti diabetes atau hipertiroidisme.
ADVERTISEMENT

2. Hyperhidrosis dan Stres

Studi oleh Vincent M Hsu dalam jurnal Hyperhidrosis and Stress juga menunjukkan adanya korelasi antara stres dan tingkat keparahan hyperhidrosis. Stres emosional dapat memicu atau memperburuk kondisi keringat berlebih. Jadi, pengelolaan stres bisa menjadi langkah penting dalam mengatasi hyperhidrosis.

3. Dampak Hyperhidrosis

Tidak hanya fisik, hyperhidrosis juga bisa berdampak pada psikologis seseorang. Menurut S. Gregoriou dalam Management Strategies Of Palmar Hyperhidrosis: Challenges And Solutions, individu dengan hyperhidrosis sering mengalami kecemasan dan penurunan kualitas hidup karena malu atau canggung dalam interaksi sosial.

Opsi Pengobatan Hyperhidrosis

Ilustrasi mengonsumsi obat. Foto: shutterstock
Pengobatan hyperhidrosis melibatkan berbagai metode, mulai dari penggunaan antiperspirant hingga prosedur medis, tergantung pada tingkat keparahan dan lokasi keringat berlebih tersebut.

1. Antiperspirant

Metode pertama dalam menangani hyperhidrosis adalah penggunaan antiperspirant yang mengandung aluminium klorida. Menurut H. Walling dan B. Swick dalam jurnal Treatment Options for Hyperhidrosis, antiperspirant topikal bisa sangat efektif untuk mengurangi produksi keringat di area yang diaplikasikan.
ADVERTISEMENT

2. Terapi Iontoforese

Terapi iontoforese adalah prosedur yang menggunakan arus listrik untuk mengurangi produksi keringat, terutama di telapak tangan dan kaki. Proses ini melibatkan penggunaan alat khusus untuk mengirimkan arus listrik ke permukaan kulit yang berkeringat.

3. Botulinum Toxin

Botulinum toxin (Botox) adalah sebuah opsi yang dijelaskan oleh Shelley Wb dan N. Talanin dalam jurnal Botulinum toxin therapy for palmar hyperhidrosis, sebagai langkah yang efektif untuk mengurangi keringat, terutama pada palmar hyperhidrosis. Injeksi ini bekerja dengan memblokir sinyal saraf yang memicu kelenjar keringat, sehingga mengurangi produksi keringat.

Strategi Manajemen Jangka Panjang

Ilustrasi keringat berlebihan. Foto: Kmpzzz/Shutterstock
Pengelolaan hyperhidrosis tidak hanya terbatas pada pengobatan medis, melainkan juga melibatkan perubahan gaya hidup dan pendekatan psikologis.

1. Perubahan Gaya Hidup

Mengadopsi gaya hidup yang sehat dan mengurangi pemicu stres dapat membantu mengurangi gejala. Ini termasuk diet seimbang, olahraga teratur, dan teknik relaksasi seperti meditasi atau yoga.
ADVERTISEMENT
Menurut Vincent M Hsu dalam jurnal Hyperhidrosis and Stress, langkah-langkah tersebut dapat membantu mengelola stres yang memicu hyperhidrosis.

2. Konsultasi dengan Spesialis

Mengunjungi dokter spesialis atau dermatologis sangat direkomendasikan untuk mendapatkan diagnosis yang tepat dan penanganan yang efektif. Terapi yang disesuaikan dengan keparahan dan lokasi hyperhidrosis juga sangat penting untuk dilakukan.

3. Terapi Psikologis

Terapi psikologis seperti konseling atau terapi perilaku kognitif bisa membantu mengurangi produksi keringat penderita hyperhidrosis. Langkah ini terbukti efektif membantu individu mengelola kecemasan sosial dan meningkatkan kualitas hidup mereka.
(MSD)