Konten dari Pengguna

Contoh Coaching Alur TIRTA Guru Penggerak

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
16 Juli 2024 15:00 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
 Ilustrasi coaching. Foto: Pexels.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi coaching. Foto: Pexels.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
TIRTA merupakan salah satu metode coaching yang dipelajari dalam modul 2.3 Guru Penggerak. Mengetahui contoh coaching alur TIRTA sangat penting bagi Calon Guru Penggerak (CGP) agar dapat mengatasi masalah pembelajaran.
ADVERTISEMENT
Coaching secara umum dapat diartikan sebagai pendekatan dalam meningkatkan keterampilan, pengetahuan, dan pemberdayaan individu dengan cara memfasilitasi pertumbuhan pribadi. Coaching dapat diterapkan di setiap bidang pekerjaan, tak terkecuali di dunia pendidikan.
Lantas, bagaimana penerapan teknik coaching menggunakan alur TIRTA? Simak informasinya dalam ulasan berikut!

Alur TIRTA

Ilustrasi coaching. Foto: Pexels.
Menurut Eric Parsloe dalam buku Leadership Coaching: Strategi Baru Membangunkan Profesionalisme Pemimpin Perubahan (2021), coaching adalah proses membantu seseorang dalam meningkatkan kompetensi, membangun sikap mental, atau memanfaatkan sumber daya sehingga bisa mencapai tujuan tertentu.
Dalam bidang pendidikan, coaching dilakukan oleh kepala sekolah maupun Guru Penggerak untuk membantu mengembangkan potensi peserta didik maupun rekan sejawat. Kegiatan coaching harus dilakukan dengan teknik atau metode yang tepat agar mendapat hasil maksimal. Salah satu metode coaching yang digunakan dalam pendidikan Guru Penggerak adalah TIRTA.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari buku Supervisi Akademik: Teknik Coaching Peningkat Guru dalam Pembelajaran di Kelas oleh Maryanti (2023), TIRTA adalah akronim dari Tujuan, Identifikasi, Rencana Aksi, dan Tanggung Jawab. Berikut ini alur coaching dengan metode TIRTA.

1. Tujuan

Langkah awal coaching dengan metode TIRTA adalah merumuskan tujuan. Pada tahap ini, coach dan coachee menetapkan tujuan pembicaraan yang akan dilaksanakan. Beberapa pertanyaan yang dapat diajukan pada tahap ini adalah rencana pertemuan, tujuan pertemuan, hingga indikator keberhasilan dari pertemuan.

2. Identifikasi

Setelah menetapkan tujuan, coach akan memetakan situasi atau sumber daya dan menghubungkannya dengan fakta yang ada. Pada tahap ini, coachee dapat mengemukakan kekuatan dan kelemahannya serta mampu mengambil solusi jalan pemecahannya.

3. Rencana Aksi

Rencana aksi adalah tahap ketiga dari alur coaching dengan metode TIRTA. Tahap ini merupakan inti dari coaching yang dilakukan sebagai solusi dari suatu permasalahan. Pada tahap ini, coach akan membantu coachee membuat strategi dari proses identifikasi untuk menyelesaikan masalahnya.
ADVERTISEMENT

4. Tanggung Jawab

Tahap terakhir dari metode TIRTA adalah tanggung jawab. Pada tahap ini, coachee akan diminta membuat komitmen atas hasil yang dicapai. Hasil tersebut kemudian dijadikan acuan untuk mengambil dan menentukan langkah selanjutnya.

Contoh Coaching Alur TIRTA

Ilustrasi coaching. Foto: Pexels.
Berikut contoh naskah coaching alur TIRTA yang dikutip dari Scribd milik Sudarno Masdar yang bisa menjadi referensi CGP dalam mengerjakan tugas modul 2.3.
Latar Belakang Kasus
Seorang murid bercerita jika dia merasa diperlakukan tidak adil oleh seorang guru. Guru tersebut membuka les privat, dan sebagian besar murid di kelas mengikuti les privat tersebut, kecuali murid tersebut. Murid tersebut merasa tidak nyaman ketika guru sering menyindir murid yang tidak mau ikut les privatnya. Bagaimana cara Anda menanggapi masalah ini?
ADVERTISEMENT
1. Menetapkan Tujuan
Coach: Irwan akhir akhir ini bapak lihat kamu seperti ada yang sedang kamu risaukan, kira-kira apakah ada masalah, kalo ada masalah coba sampaikan ke Bapak, sebagai wali kelas, bapak adalah orang tua kamu di sekolah.
Coachee: Iya pak, sebenernya saya memang sedikit ada masalah di kelas.
Coach: Apa yang sedang kamu hadapi?
Coachee: Sebenarnya saya agak malu menceritakan, namun dari pada akan semakin membuat saya gak nyaman saya akan ceritakan.
Coach: Kalau begitu, cerita saat jam pulang sekolah saja. Sekarang jam istirahat sudah hampir selesai.

2. Identifikasi Masalah

Coachee: Jadi begini pak, saya merasa gak nyaman dengan pembelajaran mata pelajaran fisika.
Coach: Loh kenapa, apa yang membuat kamu tidak nyaman?
ADVERTISEMENT
Coachee: Jadi begini pak, guru fisika kami kan membuka privat di rumahnya setiap hari Minggu, dan sebagian besar murid di kelas mengikuti les privat tersebut, kecuali saya dan satu lagi teman saya.
Saya merasa tidak nyaman ketika guru sering menyindir saya dan murid yang lain yang tidak ikut privat, dan saya merasa juga merasa bahwa nilai yang diberikan pun tidak adil, para murid yang mengikuti les guru tersebut mendapatkan nilai yang lebih baik dari dan saya
Coach: Oh gitu, kalo bapak boleh tau kira-kira apa yang menyebabkan kamu tidak ikut les privat?
Coachee: Saya bantu ibu jualan setiap Minggu, Pak.
Coach: Oh gitu, kamu sudah menyampaikan hal itu ke guru fisika itu?
ADVERTISEMENT
Coachee: Sudah, Pak dan guru fisikanya juga gak apa-apa.
Coach: Lalu apa kata dari guru tersebut yang menunjukkan bahwa beliau menyindir?
Coachee: Sebenarnya tidak ada yang spesifik, Pak. Tapi saya merasa selalu tersudutkan dan itu membuat gak nyaman dalam belajar, kemaren aja nilai fisika saya jatuh.
Coach: Oh gitu, jadi sekarang jelas ya, bahwa faktanya guru fisika tersebut tidak menyindir, kamu aja yang merasa tidak nyaman, jadi karena itu kamu jadi malas belajar, sehingga nilai kamu jatuh.
Coachee: Iya, Pak. Memang sebelum ujian saya juga gak sempat belajar karena keasikan nonton film.
Coach:Sekarang jelas ya, sebenarnya perasaan tidak nyaman, merasa tersindir, dan merasa diperlakukan tidak adil itu adalah prasangka kamu saja. Kamu bisa melakukan mindfulness untuk menghilangkan perasaan-perasaan itu tadi, insya Allah kamu bisa konsentrasi kembali dan nilai kamu bisa bagus lagi.
ADVERTISEMENT

3. Rencana Aksi

Coach: Terus selanjutnya apa yang akan kamu lakukan?
Coachee: lya pak, saya akan mencoba melakukan teknik mindfulness seperti yang bapak ajarkan dan berusaha lebih raïin lagi dalam belajar fisika.
Coach: Bagus, bapak yakin kamu pasti bisa dan bapak juga yakin nilai fisika kamu ke depannya akan lebih baik, percayalah bahwa setiap guru akan senang dan bangga apabila memiliki anak murid yang semangat dalam belajar.
Coachee: Baik pak, sekali lagi terima kasih ya pak, saya sekarang bisa plong, ke depan insya Allah dapat belajar dengan tenang dan nyaman.
Coach: Aamiin, bapak akan selalu mendukung kamu, kamu di mata bapak adalah murid yang cerdas.
Coachee: Sekali lagi terima kasih ya pak.

4. Tanggungjawab

Coach: Lalu komitmen apa yang akan kamu lakukan untuk menjalankan rencana hari ini!
ADVERTISEMENT
Coachee: Kebetulan besok adalah waktunya belajar fisika, nanti malam saya akan mencoba mempelajari ulang pelajaran fisika yang lalu dan merefleksikan pelajaran berikutnya, lalu saya akan melakukan teknik mindfulness sebelum memulai pelajaran.
Coach: Bagus. Lalu Siapa yang akan membantu kamu untuk menjalankan komitmen kamu?
Coachee: Saya juga akan mengajak beberapa teman yang tidak ikut privat untuk lebih giat lagi belajar pak, dan saya akan menemui guru fisika dan akan meminta maaf karena telah suudzon pada beliau, dan minta tips agar bisa belajar fisika dengan baik.
(GLW)