Fakta Menarik Kapal Pinisi yang Jadi Google Doodle Hari Ini

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
Konten dari Pengguna
7 Desember 2023 10:51 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Google Doodle hari ini. Foto: Google
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Google Doodle hari ini. Foto: Google
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Google Doodle pada Kamis (7/12) menampilkan gambar kapal pinisi asal Sulawesi Selatan. Ilustrasi kapal tersebut dipilih untuk memperkenalkan perlengkapan berlayar Indonesia yang digunakan beberapa abad lalu.
ADVERTISEMENT
Alasan lainnya karena kapal pinisi dinobatkan sebagai Warisan Budaya Takbenda oleh UNESCO pada 7 Desember 2018. Penobatan ini diberikan saat Sidang ke-12 Intangible Cultural of Humanity UNESCO di Pulau Jeju, Korea Selatan.
Dikutip dari laman Indonesia Baik, kapal pinisi bukan sekedar perlengkapan berlayar biasa, melainkan sudah menjadi bagian dari adat istiadat masyarakat Sulawesi Selatan. Kapal ini sudah ada sejak tahun 1500-an.
Kapal pinisi diakui sebagai seni berlayar wilayah kepulauan yang sangat apik. Simak fakta menarik tentangnya dalam artikel berikut ini.

Fakta Menarik Kapal Pinisi

Ilustrasi kapal pinisi Foto: Shutter Stock
Hingga kini, kapal pinisi masih digunakan masyarakat Indonesia untuk berlayar. Pembuatannya masih dapat ditemui di beberapa wilayah Sulawesi Selatan, khususnya di Tana Beru dan Batu Licin.
ADVERTISEMENT
Rangkaian proses pembuatan kapal pinisi merefleksikan nilai sosial dan budaya dalam kehidupan masyarakat. Teknik pembuatannya pun sangat membutuhkan ketelitian dari sisi navigasi.
Sejak lama, kapal ini telah digunakan oleh para pelaut Bugis, Konjo, dan Mandar untuk berlayar. Meski begitu, proses pembuatannya pada masa kini sangat sulit karena terbatasnya stok kayu yang berkualitas.
Karena keterbatasan tersebut, kapal pinisi pun dibanderol dengan harga yang cukup tinggi. Ini disesuaikan dengan jenis kapal, kapasitas atau daya tampung, dan fasilitas yang dimiliki.
Harga kapal pinisi saat ini berada di angka Rp40juta sampai Rp180juta per malam. Destinasi yang dipilih bisa beragam, mulai dari Bali, Labuan Bajo, hingga luar negeri.
Kapal pinisi sangat legendaris di Indonesia, sehingga Google memilihnya untuk dijadikan ikon Google Doodle.
ADVERTISEMENT
"Doodle merayakan Pinisi, sebuah kapal layar yang berasal dari Sulawesi Selatan. Kata Pinisi secara tradisional mengacu pada jenis tali-temali gaff-ketch di perahu layar Indonesia. Saat ini, kata tersebut biasanya digunakan untuk menggambarkan sebagian besar kapal kayu Sulawesi," tulis Google dalam laman resminya.

Sejarah dan Legenda Kapal Pinisi

Kapal Pinisi di Pulau Komodo. Foto: Shutterstock
Menurut legenda, kapal pinisi pertama kali dibuat oleh Sawerigading, seorang putra mahkota Kerajaan Luwu. Kala itu, ia sangat membutuhkan kapal untuk berlayar menuju negeri Tiongkok pada abad ke-14.
Tujuannya adalah untuk merantau dan meminang putri Tiongkok yang bernama We Cudai. Sayangnya, saat melakukan perjalanan pulang ke Sulawesi, perahu ini berhadapan dengan badai dan terpecah menjadi tiga bagian.
Ketiga bagian tersebut terdampar di wilayah Ara, Tanah Lemo, dan Bira. Wilayah tersebut digadang-gadang menjadi cikal bakal pembuatan kapal pinisi saat ini.
ADVERTISEMENT
Beberapa sumber mengatakan bahwa mulanya kapal pinisi diperkenalkan sebagai “peeneeseek” kepada orang Eropa dan Jerman yang terdampar di Trengganu Malaysia. Peristiwa ini terjadi pada tahun 1840-an.
Sejak saat itu, produksi kapal pinisi terus ditingkatkan. Kapal ini memiliki ciri khas, yakni dari proses pembuatannya.
Bila kapal Barat rangka kapal dibuat terlebih dahulu, kapal pinisi kebalikannya. Kapal ini dibuat mulai dari dindingnya terlebih dahulu, baru kemudian bagian rangkanya.
(MSD)