Fakta Unik Papeda yang Jadi Google Doodle Hari Ini

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
Konten dari Pengguna
20 Oktober 2023 9:36 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi papeda Google Doodle. Foto: Google
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi papeda Google Doodle. Foto: Google
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Google Doodle hari ini, Jumat (20/10), menampilkan gambar Papeda, salah satu makanan khas Papua dan Maluku. Gambar tersebut disertai dengan keterangan “Merayakan Papeda”. Apa maksudnya?
ADVERTISEMENT
Ternyata, ditampilkannya gambar papeda bukan tanpa alasan. Mengutip laman Google, ini dilakukan untuk memeringati ditetapkannya papeda sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia oleh UNESCO.
Sebagaimana diketahui, penetapan tersebut telah dilakukan pada tanggal 20 Oktober 2015. Papeda masuk dalam kategori Kemahiran dan Kerajinan Tradisional.
Di Maluku, papeda menjadi salah satu makanan pokok yang sering dikonsumsi. Simak fakta unik tentang makanan ini melalui artikel berikut ini.

Fakta Unik Papeda

Tepung sagu Foto: Shutter Stock
Papeda adalah makanan berupa bubur sagu khas Maluku dan Papua. Biasanya, makanan ini disajikan dengan ikan tongkol atau ikan mubara yang dibumbui dengan kunyit.
Karena terbuat dari sagu, papeda bertekstur lengket menyerupai lem, berwarna putih, dan rasanya tawar. Makanan ini kaya akan serat, cukup bernutrisi, dan rendah kolesterol.
ADVERTISEMENT
Masyarakat Maluku dan Papua biasa menjadikannya sebagai makanan pokok pengganti nasi. Meski begitu, kini papeda sudah jarang dijumpai.
Dijelaskan dalam buku Changes We Need susunan Kholifatul Fauziah (2021), Ketua Lembaga Riset Papua, Johszua Robert Mansoben mengatakan bahwa papeda hanya dikenal lebih luas dalam tradisi adat masyarakat Sentani. Sehingga, makanan tradisional ini cukup sulit ditemui di daerah lain.
Padahal, cara membuat papeda cukup mudah. Pertama-tama, masyarakat Maluku dan Papua mendapatkan bahannya dari sari pohon sagu yang sudah diendapkan terlebih dahulu.
Kemudian, mereka akan melumerkan sari sagu dengan air dingin secukupnya di dalam sempe atau wadah seperti mangkuk besar dari tanah liat. Lalu, sagu dicampur air panas hingga teksturnya seperti bubur.
Papeda dan Ikan Kuah Kuning Foto: Mela Nurhidayati/kumparan
Nantinya, sagu dimasak bersamaan dengan sejenis kuah yang rasanya asin, asam, dan manis. Jika ingin mendapatkan cita rasa sepat, masyarakat Maluku dan Papua biasanya menambahkan perasan air buah tomi-tomi.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya, papeda siap dihidangkan dengan ikan-ikan berkuah kuning seperti ikan tongkol dan ikan mubara. Sajian menu ini menjadikan papeda kaya akan nutrisi yang baik untuk tubuh.
Bicara soal nutrisi, ternyata 100 gram sagu mengandung energi sebesar 209 kkal, protein 0,3 gram, karbohidrat 51,6 gram, lemak 0,2 gram, kalsium 27 miligram, fosfot 13 miligram, dan zat besi 0,6 miligram.
Di dalam tepung sagu juga terkandung vitamin A, vitamin B, dan vitamin C. Itu mengapa tepung sagu bisa menjadi makanan pokok atau pengganti karbohidrat.
Manfaat sagu sangat banyak untuk kesehatan, di antaranya dapat mengatasi pengerasan pada pembuluh darah, mengatasi sakit pada ulu hati, dan perut kembung. Mengonsumsi papeda secara rutin dipercaya bisa menghilangkan penyakit batu ginjal.
ADVERTISEMENT
Papeda juga dipercaya bisa menjadi pembersih organ di dalam tubuh. Jadi, Anda dapat mengonsumsinya sebagai perantara detoksifikasi.
(MSD)