Konten dari Pengguna

Filosofi Keris yang Melambangkan Ketauhidan dan Penghambaan Manusia

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
7 Desember 2022 14:03 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi keris Jawa. Foto: Wahdi Septiawan/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi keris Jawa. Foto: Wahdi Septiawan/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Filosofi keris merupakan salah satu falsafah hidup yang diyakini oleh masyarakat Jawa hingga kini. Sebagian orang memaknai filosofi ini sebagai bentuk penghambaan manusia kepada Tuhan Yang Maha Esa.
ADVERTISEMENT
Keris adalah simbol bersatunya seorang hamba dengan Tuhannya. Filosofi ini diambil dari ungkapan “curiga manjing warongko jumbuhing kawula lan gusti” yang artinya "bersatulah bilah keris dan warangkanya merupakan simbol bersatunya manusia dengan Tuhannya".
Masyarakat Jawa percaya bahwa sejatinya manusia dan Tuhan itu senatiasa menyatu dan melebur tanpa jarak. Mengutip buku Keris dalam Perspektif Keilmuan (2011), keris merupakan simbol dari keinginan, harapan, cita-cita, dan identitas dari pemiliknya (manusia) untuk menghamba kepada Tuhan.
Mereka yang menjadikan keris sebagai falsafah hidup sejatinya memahami nilai-nilai ketauhidan tersebut. Agar lebih memahami maknanya, berikut penjelasan tentang filosofi keris selengkapnya untuk Anda.

Filosofi Keris Menurut Kepercayaan Masyarakat Jawa

Pada dasarnya, filsafat dan pengetahuan tentang Tuhan yang dipahami oleh masyarakat Jawa selalu jalan beriringan. Tidak hanya mengarah pada filsafat keilmuan, pemahaman ini juga mengacu pada kehidupan spiritual yang dimiliki oleh masing-masing individu.
Contoh Keris Nogo Siluman milik Komunitas Lar Gangsir, komunitas pecinta keris di Yogyakarta. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Maka tidak heran jika hampir semua benda pusaka dan budaya Jawa memiliki filosofi tertentu yang erat kaitannya dengan ketuhanan. Salah satu benda pusaka tersebut adalah keris.
ADVERTISEMENT
Filosofi keris yang dipercaya masyarakat Jawa bertujuan untuk mendekatkan hubungan antara manusia dengan Tuhan. Filosofi ini menjadi salah satu usaha untuk memaknai dan meleburkan diri pada Sang Pencipta (manunggaling kawula lan gusti).
Di sisi lain, keris juga mengandung falsafah konsepsi dari lingga dan yoni (purusa dan perdana) yang mengisyaratkan tentang perkawinan dan kesuburan antara Siwa dan Brahma. Falsafah ini diyakini oleh sebagian besar masyarakat Bali.
Dalam bahasa Bali dikenal ungkapan “Matannian mawawa keris yang silunglungania” yang artinya "sebabnya saya membawa keris adalah sebenarnya untuk berani mempertaruhkan nyawa". Keris dianggap sebagai benda pusaka yang memiliki kekuatan magis dan mistis.
Keris merupakan budaya leluhur yang memuat nilai “tatanan, tuntunan, dan tontonan”. Maksudnya, keris dibuat dengan sentuhan rasa mendalam untuk memenuhi kaidah serta bentuk visualnya.
Sentra pembuatan keris desa Aeng Tong-Tong Foto: Antara/Saiful Bahri
Dijelaskan dalam buku Simbolisme dalam Budaya Jawa karya Budiono Herususanto (2004), masyarakat Jawa mempercayai bahwa keris dibuat dengan pakem yang rumit. Di dalamnya terkandung makna religius, magis, dan mistis.
ADVERTISEMENT
Tidak hanya itu, benda pusaka ini juga menyimbolkan tuntunan perilaku dan pemaknaan hidup bagi masyarakat Nusantara. Kentalnya norma yang melekat pada keris tercermin dari bentuk, fungsi, sejarah, serta pemaknaannya.
Keris merupakan simbol yang menyiratkan ketajaman berpikir dan kelembutan hati yang dimiliki oleh seseorang. Tidak hanya dimanfaatkan sebagai senjata, keris juga bisa dijadikan sebagai panduan hidup bagi seseorang
Seorang Abdi Dalem Keraton Yogyakarta, Drs. Prodjo Kardono, pernah mengatakan bahwa filosofi keris adalah sebuah mahakarya paripurna. Keris menjadi petunjuk tentang arah dan tujuan hidup manusia.
Dalam prosesnya, petunjuk ini patut ditaati oleh manusia, khususnya masyarakat Jawa. Sebab keris merupakan sebuah filosofi “Sangkan paraning dumadi” yang artinya darimana dan kemana manusia harus menuju.
ADVERTISEMENT
(MSD)