Hari Olahraga Nasional (Haornas) 9 September 2021: Tema, Logo, dan Spirit

Ilustrasi Tema, logo, spirit Hari Olahraga Nasional (Haornas) 9 September 2021 Foto: unsplash

Kamis (9/9), masyarakat Tanah Air tengah memperingati Hari Olahraga Nasional alias Haornas ke-38. Peringatan ini diselenggarakan untuk membangun semangat olahraga di Tanah Air.

Bertepatan dengan peringatan Haornas ke-38, Kemenpora meluncurkan Desain Besar Olahraga Nasional atau DBON sebagai jaminan prestasi olahraga Tanah Air. Melansir situs Kemenpora, DBON berupaya memberikan ruang kepada seluruh atlet Indonesia, baik atlet Olimpiade ataupun Paralimpiade.

Di samping itu, Kemenpora juga sudah menyiapkan tema dan logo khusus untuk meramaikan peringatan Hari Olahraga Nasional 2021. Seperti apa tema dan logo Haornas 2021? Simak ulasan berikut ini!

Ilustrasi Tema, logo, spirit Hari Olahraga Nasional (Haornas) 9 September 2021 Foto: Kemenpora

Tema dan Logo Haornas 2021

Berdasarkan informasi dari situs resmi Kemenpora, Hari Olahraga Nasional 2021 mengusung tema “Desain Besar Olahraga Nasional Menuju Indonesia Maju”. Tema ini disertai dengan logo khusus berupa obor yang terdiri dari warna hijau, kuning, serta biru.

Pada bagian atas, tampak sebuah api obor yang berwarna merah. Kemudian, di bagian bawah tengah obor terdapat medali berwarna emas. Logo tersebut dilengkapi dengan tulisan “Haornas 2021” di bagian bawah medali.

Logo Hari Olahraga Nasional 2021 menggambarkan semangat para atlet Tanah Air yang berapi-api. Sementara itu, gambar medali dalam logo mencerminkan bentuk prestasi dalam bidang olahraga.

Ilustrasi Tema, logo, spirit Hari Olahraga Nasional (Haornas) 9 September 2021 Foto: unsplash

Sejarah Singkat Hari Olahraga Nasional 2021

Pencetusan Hari Olahraga Nasional berangkat dari kegagalan atlet Indonesia dalam mengikuti Olimpiade di London, Inggris. Mengutip situs resmi Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Sumatera Utara, sejumlah atlet Tanah Air tidak diperbolehkan untuk berpartisipasi dalam Olimpiade XIV/1948 lantaran paspor Indonesia belum diakui pemerintah Inggris.

Masyarakat Indonesia sebenarnya diperbolehkan mengikuti Olimpiade menggunakan paspor Belanda. Kendati demikian, putra-putri Tanah Air menolak opsi tersebut karena mereka ingin bertanding dengan membawa nama Indonesia.

Gagal mengikuti pertandingan tidak memadamkan semangat olahraga di Tanah Air. Usai penolakan tersebut, Persatuan Republik Olahraga Indonesia menggelar multi ajang dalam negeri untuk membuktikan pada dunia bahwa Indonesia mampu menyelenggarakan acara olahraga dengan skala nasional.

Pekan Olahraga Nasional alias PON I menjadi nama dari ajang olahraga nasional tersebut. PON I dibuka oleh Presiden Soekarno pada 9 September 1948 dan ditutup oleh Sri Sultan Hamengkubowono IX pada 12 September 1948.

Sebanyak 600 atlet ikut serta dalam PON I. Mereka berpartisipasi dalam beragam cabang olahraga, seperti basket, sepak bola, renang, lempar cakram, panahan, tenis, hingga bulutangkis. Solo berhasil meraih penghargaan terbanyak, yakni 36 medali emas.

Usai PON I selesai, Indonesia semakin gencar mengikuti berbagai kompetisi olahraga. Pekan Olahraga Nasional pun terus digulirkan secarra rutin, kecuali pada 1965 lantaran terjadi peristiwa G30S PKI.

Pada 9 September 1983, tanggal pembukaan PON I, yakni 9 September ditetapkan sebagai Hari Olahraga Nasional melalui Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 67 tahun 1985. Hingga kini, peringatan tersebut terus diperingati secara rutin.

(GTT)