Kenali Gejala Pneumonia Pada Bayi, Faktor Kedua Penyebab Kematian

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
Konten dari Pengguna
20 Februari 2020 16:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pneumonia pada bayi sangat berbahaya. Foto : Shutterstock
Pneumonia atau dikenal juga dengan istilah paru-paru basah merupakan penyakit infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru (alveoli). Kondisi ini disebabkan oleh berbagai mikroorganisme, seperti bakteri, virus dan jamur. Namun kasus yang disebabkan oleh jamur, lebih jarang terjadi. Penyakit ini berdampak pada kondisi sesak nafas, batuk berdahak, demam atau menggigil
ADVERTISEMENT
Sampai saat ini pneumonia masih menjadi penyebab utama kematian pada balita di dunia. Di Indonesia sendiri pneumonia menjadi faktor kedua penyebab kematian balita setelah diare. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) pada tahun 2017 ada lebih dari 500.000 balita menderita pneumonia dan telah menelan korban sebanyak 2.000 jiwa balita.
Sedangkan tahun 2018, prevalensi pneumonia pada balita mencapai 478.078 dengan jumlah kematian 343 jiwa balita.

Gejala

Sayangnya, hingga kini para orangtua masih banyak yang belum mengenali tanda-tanda pneumonia pada bayi. Hal inilah yang kemudian menyebabkan penyakit ini sering kali terlambat untuk ditangani, hingga berujung pada kematian. Untuk itu berikut beberapa tanda dan gejala pneumonia pada bayi yang patut diwaspadai.
1. Demam tinggi
ADVERTISEMENT
2. Batuk atau pilek
3. Hidung Tersumbat
4. Bayi terlihat kesulitan bernafas
5. Mengi atau nafas berbunyi
6. Bayi tidak nafsu makan
7. Bayi terlihat gelisah dan lemas
8. Bibir dan kuku tampak membiru
9. Muntah dan diare
Untuk mengetahui bayi mengalami sesak napas atau tidak, orang tua dapat menghitung laju pernapasannya. Caranya, dengan membuka pakaian anak dan kemudian lihat gerakan dadanya saat bernapas. Hitung berapa kali dada bayi mengembang dalam waktu satu menit. Umumnya bayi usia 2-12 bulan akan bernafas sebanyak sekitar 50 kali per menit. Sedangkan pada anak usia 1-5 tahun, laju nafas normalnya sekitar 40 kali per menit. Apabila anak anda bernafas lebih cepat dari batas normal, berarti ia mengalami sesak nafas.
ADVERTISEMENT
Apabila bayi sudah menunjukkan gejala-gejala di atas, segera konsultasikan ke dokter agar bisa cepat ditangani.

Pencegahan

Pneumonia pada balita tidak bisa dianggap sebagai suatu hal yang sepele, terbukti dengan tingginya angka kematian akibat penyakit ini. Penanggulangan penyakit pneumonia menjadi fokus kegiatan program P2 ISPA (Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut). Program ini mengupayakan agar istilah pneumonia lebih dikenal masyarakat, sehingga memudahkan kegiatan penyuluhan dan penyebaran informasi tentang penanggulangannya
Pencegahan penyakit pneumonia, dapat dilakukan dengan cara memberikan vaksin pneumokokus (vaksin PCV). Peluang mencegah pneumonia dengan vaksin PCV adalah sekitar 80-90%. Idealnya vaksin tersebut diberikan sebanyak 4 kali, yakni pada saat bayi berusia 2 bulan, 4 bulan, 6 bulan dan diulangi lagi pada usia 12 bulan.
ADVERTISEMENT
Selain vaksin, pneumonia dapat dicegah dengan melengkapi imunisasi dasar, menjaga keseimbangan nutrisi anak dan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat.
(RAA)