Ketahui 8 Penyebab Serangan Jantung yang Sering Diabaikan

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
Konten dari Pengguna
20 Februari 2020 15:42 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi serangan jantung. Foto: cbs news
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi serangan jantung. Foto: cbs news
ADVERTISEMENT
Minggu ini, publik Tanah Air dihebohkan dengan kabar meninggalnya aktor sekaligus suami Bunga Citra Lestari, Ashraf Sinclair. Ia mengembuskan napas terakhir di usia 40 tahun akibat serangan jantung. Usia yang masih tergolong muda dan ia juga dikenal sebagai orang yang gemar berolahraga.
ADVERTISEMENT
Usia memang memiliki andil dalam risiko terkena serangan jantung. Namun, berdasarkan Riset Kesehatan Dasar Kementerian Kesehatan pada 2013, di Indonesia, penyakit ini semakin banyak diderita oleh kelompok usia muda, yakni 39% berusia kurang dari 44 tahun.
Serangan jantung sendiri terjadi ketika satu atau lebih arteri koroner tersumbat. Lama-kelamaan, arteri koroner dapat menyempit karena penumpukan berbagai zat, salah satunya kolesterol.
Saat seseorang mengalami serangan jantung, plak pecah dan menumpahkan kolesterol, lemak, dan zat lain ke dalam aliran darah. Jika cukup besar, ini dapat menyumbat aliran darah melalui arteri koroner. Ini menghalangi suplai darah ke jantung, sehingga membuat otot jantung kekurangan oksigen dan nutrisi.
Oleh sebab itu, sudah sepatutnya kita waspada. Berikut adalah 8 penyebab serangan jantung penting untuk diketahui.
ADVERTISEMENT

Faktor Keturunan

Jurnal yang dipublikasikan di The New England Journal of Medicine, mengemukakan bahwa orang-orang dengan keluarga yang memiliki riwayat penyakit jantung memiliki risiko dua kali lipat terkena serangan jantung dan stroke.
Kabar baiknya, orang-orang ini dapat menurunkan risiko sebanyak 46 persen dengan melakukan gaya hidup sehat. Genetik mungkin salah satu faktor pemicu, namun tidak mutlak.

Merokok

Sudah banyak orang tahu bahwa merokok dapat menyebabkan serangan jantung. Ini terdapat pada setiap pesan peringatan pada kemasan produk tembakau. Merokok dapat meningkatkan risiko serangan jantung hingga empat kali lipat karena asap yang masuk ke dalam saluran pernapasan bisa menyebabkan rusaknya lapisan arteri dan menyumbat pembuluh darah. Arteri yang bertugas memasok darah ke jantung kemudian menyempit dan kinerjanya akan menurun karena kekurangan darah beroksigen.
Ilustrasi merokok. Foto: Unsplash

Kelebihan Berat Badan

Menurut para peneliti di University of Glasgow kelebihan berat badan atau obesitas dikaitkan dengan meningkatnya risiko serangan jantung fatal. Ini disebabkan karena orang-orang dengan berat badan berlebih kemungkinan memiliki kolesterol dan tekanan darah tinggi, serta diabetes. Sebagaimana diketahui secara umum, kolesterol dan tekanan darah tinggi adalah penyebab serangan jantung.
ADVERTISEMENT

Sering Mengonsumsi Minuman Beralkohol

Mengonsumsi minuman beralkohol berlebihan pada dewasa muda ternyata meningkatkan risiko serangan jantung, stroke, dan hipertensi.

Polusi Udara

Cover story konten spesial: Polusi Udara Jakarta. Foto: Indra Fawzi/kumparan
Kondisi udara yang buruk tak hanya berdampak pada masalah paru-paru, tapi juga bisa menjadi salah satu penyebab serangan jantung. Paparan polusi udara berlebih dapat menyebabkan kerusakan dan pembengkakan pembuluh darah.
Penelitian menunjukkan peningkatan risiko kematian akibat serangan jantung di daerah dengan konsentrasi polusi tinggi seperti kota Los Angeles dan beberapa Negara. Polusi juga diyakini memiliki efek peradangan pada jantung, menyebabkan masalah kardiovaskuler kronis.

Stres

Stres sudah pasti membuat detak jantung menjadi tidak stabil. Ketika Anda stres, amigdala (area otak yang berhubungan dengan stres) memberi sinyal ke sumsum tulang untuk menghasilkan sel darah putih ekstra. Ini menyebabkan arteri menjadi meradang. Peradangan ini dapat memicu serangan jantung dan stroke.
ADVERTISEMENT

Kurangnya Aktivitas Fisik

Menurut penelitian The Federal Centers for Disease Control orang yang memiliki tingkat aktivitas fisik rendah memiliki resiko penyakit jantung 1,9 kali lebih besar. Risiko ini secara statistik mirip dengan peningkatan risiko bagi orang yang merokok sebungkus rokok sehari, orang dengan tekanan darah tinggi, dan mereka yang memiliki kadar kolesterol tinggi.

Olahraga Berlebihan

Kurang berolahraga memang tidak baik. Begitu pula aktivitas fisik yang dilakukan secara berlebihan. Studi dari The U.S. Department of Health and Human Services menunjukkan bahwa orang yang berolahraga tiga kali lebih banyak dari jumlah yang direkomendasikan , atau setara dengan 450 menit seminggu memiliki risiko 27 persen lebih tinggi terkena penyakit jantung. (ERA)