Kumpulan Hadits Tentang Persaudaraan, Pengingat Untuk Menjaga Persatuan Umat

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
Konten dari Pengguna
9 Mei 2021 15:39 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi persaudaraan. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi persaudaraan. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Islam mengenal konsep persaudaraan yang dikenal dengan nama ukhuwah. Quraish Shihab dalam buku Membumikan Alquran (1998) menerangkan bahwa ukhuwah merujuk pada persamaan dan keserasian dengan pihak lain. Baik persamaan keturunan dari segi ibu, bapak, keduanya, maupun dari persusuan, juga persamaan lainnya seperti suku, agama, profesi, dan perasaan.
ADVERTISEMENT
Persamaan dalam segi agama ini kemudian memunculkan ikatan batin yang dalam Islam disebut sebagai ukhuwah islamiyah. Ukhuwah islamiyah merupakan jalinan persaudaraan yang didasari oleh keimanan kepada Allah SWT dan Rasul-Nya. Allah berfirman dalam surat Al-Hujurat ayat 10 yang artinya:
“Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu (yang berselisih) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat.”
Selain Alquran, terdapat beberapa hadits yang menitikberatkan pentingnya ukhuwah. Berikut ini adalah beberapa di antaranya:

Hubungan Sesama Muslim Sangat Erat

Ilustrasi persaudaraan. Foto: Freepik
Hubungan Muslim dengan Muslim lainnya diibaratkan seperti tubuh. Jika ada salah satu anggota tubuh yang terluka, maka keseluruhan badan akan turut merasakan sakit. Oleh sebab itu Rasulullah meminta umatnya untuk bersatu dan saling membantu.
ADVERTISEMENT
An-Nu'man bin Basyir berkata Nabi SAW bersabda, “Anda akan melihat kaum mukminin dalam kasih sayang dan cinta-mencintai, pergaulan mereka bagaikan suatu badan, jika satu anggotanya sakit, maka menjalarlah kepada lain-lain anggota lainnya sehingga badannya terasa panas.” (HR. Al-Bukhari)

Dilarang Menzhalimi Sesama Musilm

Islam menganjurkan agar kaum muslimin memelihara persaudaraan, jangan sampai terjadi perpecahan. Sebagai saudara, hendaknya sesama Muslim tidak saling menzhalimi dan tidak mengacuhkan ketika saudaranya tertimpa musibah.
Dari Abu Hurairah beliau berkata Rasulullah SAW bersabda, “Janganlah kalian saling dengki, saling berjualan dengan cara najsy, saling benci dan saling membelakangi. Dan janganlah kalian menjual barang di atas penjualan sebagian lainnya. Jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara. Seorang Muslim adalah saudara bagi Muslim yang lainnya, (dia) tidak menzaliminya dan mengabaikannya, tidak mendustakannya dan tidak menghinanya. Takwa itu di sini (seraya menunjuk dadanya sebanyak tiga kali). Cukuplah seorang Muslim dikatakan buruk jika dia menghina saudaranya yang Muslim. Haram bagi seorang muslim dari muslim yang lainnya darahnya, hartanya, dan harga dirinya” (HR. Muslim)
ADVERTISEMENT

Tidak Mencari-cari Kesalahan dan Membicarakan Aib Saudaranya

Ilustrasi persatuan. Foto: Pixabay
Membuat isu atau mencari-cari isu untuk mencelakakan orang lain merupakan perbuatan yang dilarang dalam Islam. Ini merupakan akar dari perpecahan. Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra beliau berkata Rasulullah SAW bersabda,
“Jauhilah prasangka jelek, karena prasangka jelek adalah ucapan yang paling berdusta dan janganlah mencari-cari isu. Jadilah hamba-hamba Allah yang bersaudara” (Hadits Bukhari dan Muslim).

Larangan Menghina Seorang Muslim

Diriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud, ia berkata Rasulullah pernah bersabda, “Menghina seorang Muslim adalah fasik dan membunuhnya adalah kafir.” (HR. Muslim)
Mengutip buku 50 Hadis Pilihan oleh Muhammad Murtadha (2017), kesimpulan dari hadits ini adalah kita dilarang menghina sesama Muslim, misalnya dengan mengatakan “Si Fulan melakukan ini dan itu” yang bertujuan untuk merendahkannya.
ADVERTISEMENT
Setiap Muslim hendaknya menghiasi diri dengan akhlak terpuji dan menjauhi segala bentuk perbuatan yang dapat mengotori akhlak.
(ERA)