Mengenal Kode Etik Keperawatan yang Harus Dijunjung Tinggi Setiap Praktisinya

Ilustrasi perawat. Foto: ZooParc de Beauval/Handout via REUTERS

Kode etik keperawatan perlu dipahami dan diterapkan oleh seluruh praktisi perawat di Indonesia. Kode etik ini dapat menjadi pedoman standar untuk mengatur tindakan serta perilaku perawat dalam ranah profesional.

Secara bahasa, etika berasal dari kata ‘ethos’ yang artinya sikap, kepribadian, watak, karakter, dan keyakinan atas sesuatu. Sedangkan secara istilah, etika adalah aturan atau kaidah yang bisa digunakan sebagai pedoman suatu individu dalam melakukan sesuatu.

Mengutip buku Etika Keperawatan: Aplikasi Pada Praktik oleh Mimin Emi Suhaemi (2004), kode etik biasanya disusun dan disahkan oleh organisasi yang menaungi suatu profesi, baik secara nasional maupun internasional.

Bagaimana dengan kode etik keperawatan di Indonesia? Untuk mengetahuinya, simak penjelasan berikut.

Isi Kode Etik Keperawatan

Ilustrasi perawat Foto: ZooParc de Beauval/Handout via REUTERS

Kode etik keperawatan disusun oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) pada 29 November 1989. Pengesahannya dilakukan langsung oleh Dewan Pimpinan Pusat melalui musyawarah PPNI yang diselenggarakan di Jakarta.

PPNI mengklasifikasikan kode etik keperawayan menjadi beberapa bagian berdasarkan hubungannya dengan dunia luar. Adapun kode etik tersebut meliputi hubungan antara perawat dan klien, perawat dan praktek, perawat dan masyarakat, perawat dan teman sejawat, serta perawat dan profesi. Mengutip laman PPNI Indonesia, berikut uraiannya:

1. Perawat dan klien

Ilustrasi perawat. Foto: pexels

2. Perawat dan praktek

3. Perawat dan masyarakat

Ilustrasi perawat. Foto: pexels

4. Perawat dan teman sejawat

5. Perawat dan profesi

(MSD)