Muncul Kembali di Kongo, Apa Itu Virus Ebola?

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
Konten dari Pengguna
2 Juni 2020 13:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Virus Ebola (Foto: Manjurul Haque / EyeEm)
zoom-in-whitePerbesar
Virus Ebola (Foto: Manjurul Haque / EyeEm)
ADVERTISEMENT
Tak hanya menghadapi virus corona, Afrika kini juga harus berhadapan dengan virus ebola. Dikutip dari situs WHO, virus ebola sudah merebak di zona kesehatan Wangata, Mbandaka, tepatnya Provinsi Equatur.
ADVERTISEMENT
Kementerian Kesehatan Republik Demokratik Kongo juga sudah mengumumkan enam kasus virus ebola. Empat orang di antaranya telah meninggal dan dua orang masih dalam perawatan. Ketiga kasus ini telah dikonfirmasi melalui uji laboratorium.
Virus ebola memang pertama kali ditemukan di Afrika pada 1967. Outbreak ebola kesembilan pun sudah pernah terjadi di Mbandaka. Lalu, outbreak ke-10 terjadi di North Kivu, South Kivu, dan Provinsi Itur pada 2018. Kali ini, kemunculan virus ebola di Kongo sudah menjadi outbreak ke-11 di Afrika.
Petugas Medecins Sans Frontieres (MSF) berbicara dengan seorang pekerja di fasilitas isolasi, siap untuk menerima pasien yang terkena Ebola. Foto: Reuters/Kenny Katombe
Lantas, apa itu virus ebola?
Menurut CDC dalam situsnya, virus ebola merupakan wabah penyakit mematikan yang terjadi di benua Afrika. Virus ini umumnya menyerang manusia dan primata seperti monyet, gorila, dan simpanse.
ADVERTISEMENT
Virus ini pertama kali ditemukan pada 1976 di dekat Sungai Ebola. Dikutip dari New York Times, virus ebola bisa ditularkan melalui kontak dengan orang sakit, orang mati, hewan, hingga benda mati yang terkontaminasi cairan virus.
Sejatinya, virus mematikan ini akan menyerang sel imun tubuh hingga sistem imun tak dapat dikendalikan. Selain itu, sistem imun juga akan memproduksi molekul yang memicu peradangan. Nantinya, peradangan akan memicu kerusakan pembuluh darah dan menurunkan tekanan darah hingga terjadi gagal organ-organ tubuh.
Layaknya covid-19, virus ebola juga memiliki masa inkubasi, yakni 2 hingga 21 hari. Virus ini bisa dikenali dengan beberapa gejala seperti demam, pusing, lelah, nyeri otot, diare, muntah, mudah berdarah tanpa sebab, hingga sakit perut.
ADVERTISEMENT
Virus ebola dapat diperangi dengan perawatan untuk mendukung sistem kekebalan tubuh, yakni infus cairan elektrolit, oksigen tambahan, tranfusi darah dan lainnya.
Namun, penderita virus ebola yang sudah pulih dapat mengalami efek samping seperti kelelahan, masalah mata, nyeri otot hingga sakit perut.
(GTT)