Niat Mandi Wajib Setelah Berhubungan Badan dan Haid yang Wajib Diamalkan

Ilustrasi mandi wajib. Foto: Pixabay

Bersuci (thaharah) dari najis dan hadas merupakan kegiatan yang wajib dilakukan umat Muslim sebelum menunaikan suatu ibadah. Salah satu caranya adalah dengan mandi wajib. Ada beberapa hal yang menyebabkan seorang Muslim harus mandi wajib, di antaranya setelah haid dan berhubungan badan.

Bagi wanita, diwajibkan untuk menyucikan diri dengan mandi wajib setelah haid. Ibadah seperti sholat, membaca Alquran, puasa, dan lainnya baru bisa dilakukan jika sudah mengerjakan mandi wajib. Sebagaimana firman Allah yang artinya:

“Mereka bertanya kepadamu tentang Haid. Katakanlah: Haid itu adalah suatu kotoran. Oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita di waktu Haidh; dan janganlah kamu mendekati mereka, sebelum mereka suci. Apabila mereka telah suci, maka campurilah mereka itu di tempat yang diperintahkan Allah kepadamu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri.” (QS. Al Baqarah: 222)

Mandi wajib juga berlaku bagi umat Muslim yang baru berhubungan badan. Mengutip buku Fikih untuk Kelas VI Madrasah Ibtidaiyah oleh Udin Wahyudin dkk (2008: 19), berhubungan badan, baik keluar mani atau tidak, tetap harus mandi wajib.

Rasulullah bersabda, “Apabila dua yang dikhitan bertemu, sesungguhnya telah diwajibkan mandi meskipun tidak keluar mani.” (HR. Muslim)

Niat Mandi Wajib Setelah Haid dan Berhubungan Badan

Ilustrasi mandi wajib. Foto: Pixabay

Sama seperti amalan lainnya, mandi wajib harus didahului dengan membaca niat. Mengutip buku Panduan Salat Lengkap dan Praktis Mandi Wajib oleh Ahmad Sultoni, bacaan niat mandi wajib setelah haid dan berhubungan badan yaitu:

Niat mandi wajib setelah haid

نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ حَدَثِ الْحَيْضِ ِللهِ تَعَالَى

Nawaitul ghusla liraf'i hadatsil haidil lillahi Ta'aala.

Artinya: “Aku niat mandi wajib untuk mensucikan hadas besar dari haid karena Allah Ta'ala.”

Niat mandi wajib setelah berhubungan badan

نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ الْحَدَثِ اْلاَكْبَرِ فَرْضًا ِللهِ تَعَالَى

Nawaitul ghusla lifrafil hadatsil akbari fardhan lillahi ta’aala.

Artinya: “Aku berniat mandi junub untuk menghilangkan hadas besar fardu karena Allah ta’ala.”

(ADS)