Otak Kanan Lebih Dominan Artinya Apa? Ini Penjelasannya Secara Ilmiah

Ilustrasi otak manusia. Foto: Shutterstock

Pada dasarnya otak manusia terdiri dari dua bagian (hemisfer), yakni otak kanan dan kiri. Masing-masing otak tersebut memiliki tugas dan fungsi yang berbeda.

Mengutip buku You Are The Real Personal Success susunan Yosandy, L.S (2010), otak kanan bertugas mengurus proses berpikir kreatif mencakup bentuk, intuisi, musik, warna, simbol, gambar, dan lain-lain. Cara kerja otak ini cenderung tak terstruktur dan tidak menyukai hal-hal yang terlalu mendetail.

Sedangkan otak kiri bersifat analitis terkait dengan kemampuan matematis dan berpikir sistematis mencakup bahasa verbal, matematika, logika, angka-angka, urutan, dan lain-lain. Cara kerja otak ini sangat rapi dan terstruktur.

Otak kanan dan kiri bekerja secara beriringan dan saling melengkapi. Namun, setiap individu cenderung menggunakan salah satu bagian otaknya secara dominan. Jika otak kanan lebih dominan artinya apa?

Arti Otak Kanan Lebih Dominan

Ilustrasi otak manusia Foto: Shutterstock

Pada dasarnya, otak kanan berfungsi dalam hal persamaan, khayalan, kreativitas, dan emosi. Daya ingat bagian otak ini bersifat jangka panjang (long term memory).

Bila terjadi kerusakan pada otak kanan, fungsi otak yang terganggu biasanya adalah kemampuan visual dan emosi. Hal ini bisa disebabkan oleh stroke, tumor, ataupun kanker.

Mengutip buku Ada Apa dengan Otak Tengah susunan Nia Haryanto (2010), otak kanan lebih dominan artinya seseorang lebih mudah merespons hal-hal yang berbau gambar, menunjuk, memeragakan, berolahraga, bernyanyi, dan aktivitas motorik lainnya.

Orang yang lebih dominan otak kanan biasanya memiliki selera humor tinggi. Mereka cenderung memiliki kepribadian yang periang dan menyenangkan.

Selain itu, otak kanan juga mendorong individu melakukan tindakan secara spontan. Dirangkum dari buku Melejitkan Potensi Otak Kanan susunan Muhammad Nasrullah (2021), berikut karakteristik dan kepribadian orang yang dominan otak kanan agar bisa memahaminya.

Ilustrasi otak manusia. Foto: pixabay

MSD)