Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Padang Mahsyar: Kategori Golongan yang Diusir dan yang Dinaungi Allah
10 Februari 2021 17:09 WIB
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Setelah kehidupan di dunia berakhir, manusia akan dibangkitkan kembali oleh Allah SWT dan melewati tahapan perhitungan amal. Pada tahapan ini, manusia akan dikumpulkan di sebuah tempat yang disebut Padang Mahsyar.
Padang Mahsyar digambarkan sebagai tanah lapang yang luas dan panas, di mana tidak ada satu pun tempat berteduh. Bahkan dalam beberapa riwayat mengatakan, jarak antara matahari dengan kepala manusia sangatlah dekat.
Meski tidak ada tempat berteduh, Allah SWT akan memberikan wujud kasih sayangnya terhadap hambanya yang masuk ke dalam golongan terpilih. Kategori golongannya terbagi menjadi dua, yaitu golongan yang diusir Allah SWT dan golongan yang dinaungi Allah SWT.
Golongan Manusia yang Diusir Allah
Mengutip Jurnal yang berjudul Tiga Golongan yang Diabaikan oleh Allah di Hari Kiamat: Suatu Kajian Tahlili karangan Muh Taufik RJ (2016:30), ada beberapa golongan manusia yang diusir Allah SWT ketika berada di Padang Mahsyar.
ADVERTISEMENT
1. Orang Bakhil
Perbuatan yang selama ini sulit dihilangkan dalam diri manusia adalah sifat kikir atau pelit. Sifat kikir dapat merugikan diri sendiri maupun orang lain. Sifat kikir menjadi perbuatan yang dimurkai oleh Allah. Hal ini juga telah tertulis di dalam sebuah hadist yang berbunyi:
"Telah menceritakan kepada Kami Hafsh bin ‘Umar, telah menceritakan kepada Kami Syu‘bah dari 'Amr bin Murrah, dari ‘Abdullah bin al-Haris dari Abu Kasir dari ‘Abdullah bin ‘Amr, ia berkata: Rasulullah SAW berkhutbah, beliau bersabda: "Jauhilah sifat pelit, karena sesungguhnya yang membinasakan orang sebelum kalian adalah sifat pelit. Mereka diperintahkan untuk bersifat bakhil maka merekapun bersifat bakhil dan mereka diperintahkan untuk memutuskan hubungan kekerabatan maka merekapun memutuskan hubungan kekerabatan, dan mereka diperintahkan untuk berbuat dosa maka merekapun berbuat dosa". (HR Abu Dawud).
ADVERTISEMENT
2. Pedagang yang Berdusta
Tidak seharusnya seorang hamba membiasakan bersumpah dengan tujuan untuk melariskan barang dagangannya, apalagi sampai harus berdusta.
Sebagian pedagang terkadang tidak mampu menahan diri untuk bersumpah dengan menyebut nama Allah, bahkan sepanjang waktu ia terus mengatakan: "Demi Allah, aku hanya mengambil keuntungan sekian", "Aku membelinya sekian" atau "Barang ini ditawarkan sekian."
Sebaiknya mereka menahan dan mencegah dari hal-hal seperti itu. Berdusta merupakan perbuatan yang dilarang di dalam jual beli. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW yang artinya:
"Telah menceritakan kepada kami Azhar bin Marwan berkata, telah menceritakan kepada kami ‘Abd al-A‘la berkata, telah menceritakan kepada kami Sa‘id dari Qatadah dari Anas bin Malik berkata, "Pada masa Rasulullah saw. ada seorang lelaki yang janjinya tidak bisa dipegang, sementara ia adalah seorang pedagang. Keluarganya kemudian mendatangi Nabi saw. dan berkata, "Wahai Rasulullah, cegahlah dia." Lalu Nabi saw. memanggil orang itu dan melarangnya dari perbuatannya tersebut. Tetapi ia berkata, "Wahai Rasulullah, aku tidak bisa menahan dari jual beli." Nabi saw. bersabda: "Apabila kamu berjual beli, maka katakanlah apa adanya dan jangan menipu." (HR Ibnu Majah).
ADVERTISEMENT
3. Orang yang Mengungkit-ungkit Pemberiannya
Mengungkit pemberian adalah perkara yang membatalkan amal. Hendaknya seorang Muslim bertakwa kepada Allah dan tidak mengungkit kembali kebaikan-kebaikannya kepada orang lain. Allah berfirman dalam QS Al Baqarah ayat 264 yang artinya:
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah dia bersih (tidak bertanah). Mereka tidak menguasai sesuatupun dari apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir."
Golongan yang Dinaungi Allah SWT
Melansir jurnal yang berjudul Tujuh Golongan yang Akan Dinaungi Allah karya Dr. Amin bin Abdullah Asy Syaqawi (2009:3), ada tujuh kategori golongan yang dinaungi Allah SWT ketika berkumpul di Padang Mahsyar, yakni:
ADVERTISEMENT
1. Pemimpin yang Adil
Pemimpin yang menghakimi manusia secara adil dan tidak mengikuti hawa nafsu. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Surat SHad ayat 26 yang artinya:
"Hai Daud, Sesungguhnya kami menjadikan kamu khalifah (penguasa) di muka bumi, Maka berilah Keputusan (perkara) di antara manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, Karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah. Sesungguhnya orang-orang yang sesat darin jalan Allah akan mendapat azab yang berat, Karena mereka melupakan hari perhitungan."
2. Hidup untuk Ibadah
Golongan yang kedua adalah manusia yang hidup untuk beribadah kepada Allah. Allah telah memberikan rahmat kepadanya sejak kecil untuk selalu beramal shaleh.
Manusia yang masuk ke dalam golongan ini menyukai perbuatan amal shaleh dan memiliki rasa benci terhadap amal buruk. Allah juga telah menjauhkannya dari perbuatan sia-sia yang hanya demi kesenangan belaka.
ADVERTISEMENT
Allah memuji golongan yang penuh berkah ini melalui firman-Nya dalam Surat Al Kahfi ayat 13. "Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan kami tambah pula untuk mereka petunjuk."
3. Hatinya Terpaut dengan Masjid
Golongan ketiga adalah lelaki yang hatinya selalu terpaut dengan masjid yang merupakan rumah Allah. Barang siapa yang memasukinya, berarti ia telah bertamu kepada Allah.
Tidak ada hati yang lebih baik dan tidak ada jiwa yang lebih senang dari seorang lelaki yang bertamu ke hadapan Allah. Mereka sebenarnya layak disebut sebagai orang yang memakmurkan masjid.
Allah SWT berfirman dalam Surat At Taubah ayat 18 yang artinya: "Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari Kemudian, serta tetap mendirikan shalat, emnunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, Maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk."
4. Dua Orang yang Mencintai Allah akan Dipertemukan
ADVERTISEMENT
Golongan keempat adalah dua orang yang kelak akan dipertemukan di Padang Mahsyar karenya sama-sama mencintai Allah SWT. Sebab, ikatan keimanan yang paling kuat adalah rasa cinta terhadap Allah SWT.
Firman Allah dalam Surat Al Maidah ayat 54 mengatakan: "Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintaiNya, yang bersikap lemah Lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha luas (pemberian-Nya), lagi Maha Mengetahui."
5. Lelaki yang Mampu Menolak Diajak Maksiat
ADVERTISEMENT
Golongan yang kelima adalah seorang laki-laki yang diajak berbuat maksiat oleh seorang wanita kaya dan cantik, lalu ia mampu menolaknya dengan berkata: "Aku takut kepada Allah"
Hal ini telah tertulis dalam firman Allah Surat Al Naziat ayat 40-41 yang artinya: "Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya. Maka Sesungguhnya syurgalah tempat tinggal(nya)."
6. Menyembunyikan Tangan ketika Bersedekah
Golongan selanjutnya adalah orang yang bersedekah namun mampu menyembunyikannya. Bahkan, tangan kirinya pun tidak mengetahui apa yang diinfakkan oleh tangan kanannya. Hal ini sesuai dengan firman Allah Surat Al Baqarah ayat 271 yang artinya:
"Jika kamu menampakkan sedekah(mu) Maka itu adalah baik sekali. dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, Maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu. Dan Allah akan menghapuskan dari kamu sebagian kesalahan-kesalahanmu; dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan."
ADVERTISEMENT
7. Berdzikir Sendirian hingga Menangis
Golongan terakhir adalah seorang yang berdzikir kepada Allah dengan cara mengasingkan diri sendirian, hingga tidak terasa kedua matanya basah karena menangis. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT QS. Al Anfal ayat 2 yang artinya:
"Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah[595] gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan Hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal."
(VIO)