Penyebab Happy Hypoxia, Gejala Baru Pada Pasien Covid-19

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
Konten dari Pengguna
7 September 2020 19:31 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi wanita sesak napas (Foto: Shutterstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi wanita sesak napas (Foto: Shutterstock)
ADVERTISEMENT
Belum lama ini, gejala Happy Hypoxia pada pasien covid-19 tengah menjadi perhatian para peneliti dan tim medis. Gejala tersebut kerap membingungkan dunia medis dengan sifatnya yang menentang biologi dasar.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari kumparanSAINS, happy hypoxia atau hypoxemia merupakan suatu kondisi di mana pasien mengalami kekurangan oksigen. Anehnya, pasien yang mengalami gejala ini tidak disertai tanda-tanda dispnea atau kesulitan bernapas.
Namun, gejala ini dapat membuat saturasi oksigen dalam darah turun secara drastis hingga di bawah 70 persen. Padahal, saturasi oksigen pada orang yang sehat atau normal berkisar antara 95-100 persen.
"Pada orang yang mengalami happy hypoxia ini tampak normal atau biasa-biasa saja. Karenanya sering dinamakan silent hypoxia sebab terjadi perlahan dan lama-lama lemas dan tidak sadar," jelas Sumardi dalam keterangan tertulisnya, Rabu (2/9).
Ilustrasi sesak napas. Foto: Shutterstock
Tentunya, kondisi ini sangat berbahaya untuk pasien covid-19. Sebab, gejala tersebut dapat menyebabkan kematian mendadak. Pasien tersebut bisa saja merasa normal tanpa mengetahui bahwa nyawanya terancam.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari kumparanNEWS, happy hypoxia diduga muncul akibat penjendalan di salurah pembuluh darah. Penjendalan tersebut disebabkan oleh peradangan atau inflamasi pada pembuluh darah.
Tak hanya membekukan paru-paru, gejala ini juga bisa melumpuhkan organ tubuh lain seperti ginjal dan otak. Bila dibiarkan, gejala ini bisa semakin parah hingga menimbulkan kematian pada pasien.
Untuk itu, pasien positif virus corona yang melakukan isolasi di rumah diimbau untuk tetap memperhatikan saturasi oksigen. Jika gejala bertambah berat, pasien diharapkan untuk mendatangi rumah sakit dan melakukan pemeriksaan agar kondisi kesehatan tak semakin menurun.
(GTT)