Sejarah Hari Ozon Sedunia 16 September yang Dicetuskan Majelis Umum PBB

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
Konten dari Pengguna
16 September 2021 9:56 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Sejarah Hari Ozon Sedunia Foto: Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Sejarah Hari Ozon Sedunia Foto: Unsplash
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Hari ini, Kamis (16/9), bertepatan dengan Hari Ozon Sedunia atau World Ozone Day yang telah diproklamirkan sejak 1994 oleh Majelis Umum PBB. Peringatan tersebut menjadi kesempatan untuk memusatkan perhatian dan tindakan global pada masalah penipisan lapisan ozon.
ADVERTISEMENT
Mengutip situs Krishi Jagran, tujuan utama Hari Ozon Sedunia yakni mengupayakan atmosfer ramah lingkungan agar generasi mendatang dapat bertahan hidup dan mempertahankan keanekaragaman hayati.
Bagaimana sejarah Hari Ozon Sedunia? Simak ulasannya berikut ini.
Ilustrasi Sejarah Hari Ozon Sedunia Foto: Pixabay

Sejarah Hari Ozon Sedunia

Penetapan Hari Ozon Sedunia berangkat dari permasalahan lapisan ozon yang kian menipis. Mengutip buku Pencemaran Udara dan Emisi Gas Rumah Kaca tulisan Saidal Siburian, M.M., M. Mar (2020), ozon (O3) adalah gas yang sangat beracun, berbahaya, dan berbau menyengat.
Ozon terbentuk di udara pada ketinggian 30 km, di mana radiasi UV matahari secara perlahan memecah molekul oksigen (O2) menjadi atom oksigen.
Di atmosfer, ozon memegang peranan penting sebagai penyaring cahaya ultraviolet yang diradiasikan oleh matahari, sehingga cahaya yang sampai ke bumi hanya sedikit saja.
ADVERTISEMENT
Sekadar informasi, sinar ultraviolet yang berlebih di permukaan bumi dapat memberi berbagai dampak negatif, seperti memicu penyakit kanker kulit, katarak, dan membunuh jenis tumbuhan serta plankton tertentu.
Berdasarkan informasi dari situs United Nation Environment Programme, sejumlah bahan kimia yang umum digunakan ternyata menimbulkan kerusakan besar pada lapisan ozon. Halokarbon yang mengandung bromin memiliki potensi penipisan ozon yang jauh lebih tinggi dibandingkan bahan yang mengandung klorin.
Bahan kimia buatan yang mengandung klorin dan bromin, yakni metil bromida, karbon tetraklorida, metil kloroform, dan bahan kimia yang dikenal sebagai halon, klorofluorokarbon (CFC) serta hidroklorofluorokarbon (HCFC).
Permasalahan ini mendorong masyarakat internasional untuk mengambil tindakan guna melindungi lapisan ozon. Pada 22 Maret 1985, upaya perlindungan ini diformalkan dalam Konvensi Wina untuk Perlindungan Lapisan Ozon. Sebanyak 28 negara turut mengadopsi dan menandatangani konvensi tersebut.
ADVERTISEMENT
Konvensi di Wina mengarah pada penyusunan Protokol Montreal tentang Zat yang Merusak Lapisan Ozon pada September 1987. Protokol ini bertujuan untuk melindungi lapisan ozon dengan mengambil langkah-langkah untuk mengendalikan total produksi global dan konsumsi zat-zat yang menghabiskan lapisan ozon.
Kemudian pada 1994, Majelis Umum Perserikatan Bangsa-bangsa menetapkan 16 September sebagai Hari Ozon Sedunia. Tanggal tersebut dipilih karena bertepatan dengan tanggal penandatanganan Protokol Montreal.
Ilustrasi Sejarah Hari Ozon Sedunia Foto: Pixabay

Tema Hari Ozon Sedunia 2021

Hari Ozon Sedunia 2021 mengusung tema “Montreal Protocol – keeping us, our food and vaccines cool”. Tema ini menyoroti Protokol Montreal sebagai perjanjian global untuk melindungi lapisan ozon.
Mengutip situs United Nation, selain menjaga lapisan ozon, Protokol Montreal juga mengupayakan beberapa hal. Di antaranya memperlambat perubahan iklim serta membantu meningkatkan efisiensi energi di sektor pendinginan yang berkontribusi pada ketahanan pangan.
ADVERTISEMENT
(GTT)