Sejarah Hari Radio Nasional yang Diperingati Setiap 11 September

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
Konten dari Pengguna
11 September 2021 9:09 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Sejarah Hari Radio Nasional yang Diperingati Setiap 11 September Foto: Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Sejarah Hari Radio Nasional yang Diperingati Setiap 11 September Foto: Unsplash
ADVERTISEMENT
Sabtu (11/9), Hari Radio Nasional tengah diperingati secara serentak oleh masyarakat Tanah Air. Peringatan ini bertepatan dengan Hari Radio Republik Indonesia yang merupakan kelahiran siaran RRI.
ADVERTISEMENT
Radio Republik Indonesia merupakan stasiun radio milik pemerintah yang berdiri pada 11 September 1945. RRI didirikan usai stasiun radio pemerintah militer Jepang, Hoso Kyoku, diberhentikan pada 19 Agustus 1945.
Untuk informasi lebih lengkapnya, simak sejarah Hari Radio Nasional di bawah ini!
Ilustrasi Sejarah Hari Radio Nasional yang Diperingati Setiap 11 September Foto: Unsplash

Sejarah Hari Radio Nasional

Berhentinya siaran radio Hoso Kyoku membuat masyarakat Indonesia buta terhadap informasi. Mereka kesulitan menentukan langkah yang harus dilakukan pascakemerdekaan. Hal ini sangat disayangkan, sebab saat itu ada berita yang sangat penting untuk rakyat Tanah Air.
Berdasarkan informasi dari situs resmi Komisi Penyiaran Indonesia, kala itu sejumlah radio luar negeri memberitakan rencana tentara Inggris yang hendak menduduki Jawa dan Sumatera atas nama sekutu.
Tentara Inggris juga dikabarkan akan melucuti senjata Jepang dan memelihara keamanan hingga pemerintahan Belanda dapat menjalankan kembali kekuasaannya di Nusantara.
ADVERTISEMENT
Dari berita tersebut, diketahui pula bahwa sekutu masih mengakui kedaulatan Belanda atas Indonesia. Selain itu, Belanda juga hendak mendirikan pemerintahan Netherlands Indie Civil Administration alias NICA.
Beberapa orang yang sempat aktif di radio pada masa penjajahan Jepang mendengar informasi tersebut. Mereka akhirnya menyadari betapa pentingnya kehadiran radio sebagai sarana penyampaian informasi kepada masyarakat.
Pada 11 September 1945 pukul 17.00, delegasi radio berkumpul di bekas gedung Raad Van Indje Pejambon untuk bertemu dengan pemerintah. Abdulrahman Saleh, Adang Kadarusman, Soehardi, Soetarji Hardjolukita, Soemarmadi, Sudomomarto, Harto dan Maladi merupakan beberapa delegasi yang menghadiri pertemuan tersebut.
Abdulrahman Saleh sebagai ketua delegasi menjelaskan rencana pada pertemuan tersebut. Salah satunya adalah mengimbau pemerintah guna mendirikan radio sebagai alat berkomunikasi antara pemerintah dan rakyat sebelum tentara sekutu mendarat di Jakarta pada akhir September.
ADVERTISEMENT
Delegasi radio juga memberikan saran agar pemerintah menuntut Jepang supaya bisa menggunakan studio dan pemancar-pemancar radio Hoso Kyoku. Mendengar rencana itu, pemerintah merasa keberatan lantaran alat-alat tersebut sudah didaftarkan sebagai barang inventaris sekutu.
Ilustrasi Sejarah Hari Radio Nasional yang Diperingati Setiap 11 September Foto: Unsplash
Pada akhir pertemuan, Abdulrachman Saleh menarik kesimpulan. Di antaranya pembentukan Persatuan Radio Republik Indonesia yang akan meneruskan penyiaran dari delapan stasiun di Jawa, mempersembahkan RRI pada Presiden dan pemerintah RI sebagai alat komunikasi dengan rakyat, serta mengimbau agar hubungan antara pemerintah dan RRI disalurkan lewat Abdulrachman Saleh.
Kesimpulan tersebut disetujui oleh pemerintah. Pada pukul 24.00, delegasi dari delapan stasiun radio di Jawa mengadakan rapat di rumah Adang Kadarusman.
Mereka adalah Soetaryo dari Purwokerto, Soemarmad dan Soedomomarto dari Yogyakarta, Soehardi dan Harto dari Semarang, Maladi dan Soetardi Hardjolukito dari Surakarta, serta Darya, Sakti Alamsyah dan Agus Marahsutan dari Bandung. Dua daerah lainnya, Surabaya dan Malang tidak ikut serta karena tidak adanya perwakilan.
ADVERTISEMENT
Hasil akhir dari rapat itu adalah pendirian Radio Republik Indonesia dengan Abdulrachman Saleh sebagai ketua. Sejak saat itu, tanggal 11 September menjadi Hari Radio Republik Indonesia sekaligus Hari Radio Nasional. Peringatan tersebut terus diperingati hingga kini.
(GTT)