Sejarah Sumpah Pemuda, Gerakan Persatuan Bangsa Indonesia

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
Konten dari Pengguna
23 Juli 2021 17:00 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Sumpah Pemuda sebagai gerakan persatuan bangsa Indonesia. Foto: Freepik
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Sumpah Pemuda sebagai gerakan persatuan bangsa Indonesia. Foto: Freepik
ADVERTISEMENT
Gerakan persatuan bangsa Indonesia adalah Sumpah Pemuda. Sumpah Pemuda merupakan salah satu tonggak utama yang membakar semangat persatuan bagi golongan-golongan muda dalam mewujudkan kemerdekaan Republik Indonesia. Ikrar ini dianggap sebagai kristalisasi semangat untuk menegaskan cita-cita berdirinya negara Indonesia.
ADVERTISEMENT
Yang dimaksud dengan Sumpah Pemuda adalah keputusan Kongres Pemuda Kedua yang diselenggarakan selama dua hari, yakni 27-28 Oktober 1928 di Jakarta. Adapun isi sumpah tersebut yaitu sebagai berikut:
Pertama.
Kami poetera dan poeteri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah Indonesia.
Kedoea.
Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia.
Ketiga.
Kami poetera dan poeteri Indonesia mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia.
Mengutip situs resmi Kemendikbud, sejarah gagasan penyelenggaraan Kongres Pemuda Kedua berasal dari Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI), sebuah organisasi pemuda yang beranggota pelajar dari seluruh Indonesia. Atas inisiatif PPPI, kongres dilaksanakan tiga sesi di tiga gedung yang berbeda.

Rapat Pertama Kongres Pemuda Kedua

Peserta Kongres Pemuda Kedua 1928 berfoto bersama di halaman gedung Kramat raya 106. Foto: kebudayaan.kemdikbud.go.id
Rapat pertama diselenggarakan pada Sabtu, 27 Oktober 1928 di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond (KJB), Lapangan Banteng. Rapat dibuka dengan sambutan Soegondo Djojopuspito selaku Ketua Kongres Indonesia Kedua. Dalam sambutannya, Soegondo berharap kongres ini dapat memperkuat semangat persatuan para pemuda.
ADVERTISEMENT
Acara dilanjutkan dengan uraian Moehammad Jamin yang memaparkan arti dan hubungan persatuan dengan pemuda. Menurutnya, ada lima faktor yang bisa memperkuat persatuan Indonesia, yaitu sejarah, bahasa, hukum adat, pendidikan, dan kemauan.

Rapat Kedua

Pada rapat kedua yang digelar Minggu, 28 Oktober 1928 di gedung Oost-Java Bioscoop, masalah yang dibahas adalah mengenai pendidikan. Poernomowoelan dan Sarmidi Mangoensarkoro adalah nama tokoh yang berperan penting dalam kongres pada hari itu.
Keduanya sama-sama berpendapat bahwa anak harus mendapat pendidikan kebangsaan, serta harus ada keseimbangan antara pendidikan di sekolah dan di rumah. Anak juga harus dididik secara demokratis.

Rapat Ketiga, Lahirnya Sumpah Pemuda

Museum Sumpah Pemuda Foto: Helinsa Rasputri/kumparan
Sesi penutup Kongres Pemuda Kedua diselenggarakan di Gedung Indonesische Clubhuis Kramat. Pada kesempatan ini, Prof. Mr. Soenario menjelaskan pentingnya nasionalisme dan demokrasi selain gerakan kepanduan.
ADVERTISEMENT
Lalu, Ramelan mengemukakan bahwa gerakan kepanduan tidak bisa dipisahkan dari pergerakan nasional. Gerakan kepanduan sejak dini dapat mendidik anak-anak menjadi disiplin dan mandiri, di mana kedua hal tersebut lah yang dibutuhkan dalam perjuangan.
Sebelum kongres resmi ditutup, lagu “Indonesia Raya” karya Wage Rudolf Supratman dikumandangkan dan mendapat sambutan yang sangat meriah dari peserta kongres. Kemudian kongres ditutup dengan mengumumkan rumusan hasil kongres berupa ikrar Sumpah Pemuda yang dibacakan oleh para pemuda yang telah hadir.
Hingga saat ini, 28 Oktober diperingati sebagai Hari Sumpah Pemuda dan menjadi pengingat akan rasa persatuan bagi seluruh masyarakat Indonesia.
(ADS)