Selain Covid-19, 7 Penyakit Ini Juga Disebabkan Oleh Virus

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
Konten dari Pengguna
18 Maret 2020 11:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi virus. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi virus. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Akhir tahun 2019, dunia digemparkan oleh temuan virus baru, yaitu corona (SARS-CoV-2). Namun, sebelum corona muncul, sudah banyak virus lain yang menyebar di seluruh dunia.
ADVERTISEMENT
Virus-virus tersebut mengakibatkan berbagai macam penyakit, mulai dari yang ringan hingga berat. Sayangnya, beberapa penyakit yang disebabkan oleh virus belum dapat teratasi.
Salah satunya HIV. Sampai saat ini, obat untuk kesembuhannya belum dapat ditemukan. Pihak medis hanya memberikan obat yang berfungsi untuk memperlambat perkembangan virusnya.
Namun, sebagian lainnya telah memiliki antivirus atau vaksin yang dapat mencegah suatu virus tersebut menginfeksi. Contohnya hepatitis.
Selain HIV dan hepatitis, berikut deretan penyakit yang disebabkan oleh virus.

Flu

Penyakit ini disebabkan oleh virus influenza yang menyerang bagian pernapasan atas. Umumnya, flu ditandai dengan rasa sakit kepala, demam serta hidung tersumbat.
Flu dapat diobati dengan cara mengonsumsi vitamin C serta istirahat yang cukup. Penyakit saluran pernapasan atas ini dapat menyebabkan komplikasi serius. Seperti paru-paru basah, gangguan jantung serta infeksi pada otak.
ADVERTISEMENT

Parotitis

Ilustrasi parotitis. Foto: Shutterstock
Parotitis merupakan penyakit yang membuat kelenjar parotis mengalami pembengkakan karena infeksi dari kelompok virus Paramyxovirus. Penyakit yang memiliki nama lain gondongan ini, umumnya diderita oleh anak-anak.
Gejala gondongan biasanya baru muncul setelah 14-25 hari virus menginfeksi kelenjar. Gondongan ditandai dengan pembengkakan kelenjar parotis yang membuat salah satu sisi wajah menjadi bengkak.
Selain kelenjar parotis, virus Paramyxovirus juga dapat menyebar ke beberapa bagian tubuh lainnya. Seperti pankreas, otak, indung telur atau testis.

Cacar Air

Ilustrasi cacar air. Foto: Istock
Cacar air merupakan salah satu penyakit kulit yang terjadi akibat infeksi dari virus Varicella Zoster. Kemunculan ruam kemerahan berisi cairan, merupakan gejala yang mendasari cacar air. Gejala lain yang menyertainya adalah rasa gatal di seluruh tubuh, serta pusing dan demam.
ADVERTISEMENT
Bayi, lansia serta ibu hamil yang mengalami cacar air, berisiko tinggi mengalami komplikasi dari penyakit tersebut. Beberapa komplikasi tersebut, meliputi : pneumonia, dehidrasi, radang otak dan toxic shock syndrome.

Chikungunya

Nyamuk Aedes aegypti atau Aedes albopictus berperan sebagai penghantar virus chikungunya untuk menginfeksi tubuh manusia. Chikungunya ditandai dengan serangan demam dan nyeri sendi secara mendadak.
Pada umumnya penyakit ini akan hilang dalam waktu satu minggu, namun pada sebagian penderita nyeri sendi dapat dirasakan selama beberapa bulan. Meskipun jarang terjadi, tidak menutup kemungkinan chikungunya dapat menimbulkan komplikasi bahaya. Antara lain, hepatitis, radang selaput otak hingga menyebabkan kelumpuhan

Hepatitis

Hepatitis merupakan istilah untuk penyakit yang merujuk pada peradangan di hati. Umumnya, penyakit ini disebabkan oleh virus hepatitis. Selain itu, hepatitis juga dapat terjadi karena kerusakan pada hati oleh senyawa kimia.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan virus penyebabnya, penyakit hepatitis terbagi menjadi 5 jenis, yaitu hepatitis A, B, C, D dan E. Orang dengan hepatitis akut berisiko mengalami hepatitis fulminan. Kondisi ini dapat berujung pada gagal hati akibat peradangan yang hebat.
Penyakit ini disebabkan oleh Human Immunodeficiency Virus (HIV). Virus ini dapat merusak sistem kekebalan tubuh dengan menghancurkan sel CD4. Dalam jangka Panjang, infeksi HIV dapat berkembang menjadi kondisi serius yang diberi nama Acquired Immune Deficency Syndrome (AIDS).
Gejala HIV dibagi dalam beberapa tahap. Tahap pertama merupakan infeksi akut, dalam tahap ini sistem kekebalan tubuh masih bisa melawan virus. Pada fase ini disertai gejala demam hingga menggigil, timbul ruam di kulit, sariawan serta nyeri sendi dan otot.
ADVERTISEMENT
Beberapa bulan setelahnya, infeksi masuk ke tahap laten. Di tahap ini virus HIV semakin berkembang dan merusak ke kebalan tubuh. Tahap ini memerlukan waktu yang sangat lama hingga beberapa tahun atau dekade. Tahap laten menimbulkan gejala herpes zoster, berat badan turun drastis, serta pembengkakan kelenjar getah bening.
Tahap terakhir dari infeksi HIV adalah AIDS. Saat sudah AIDS, sistem kekebalan tubuh sudah rusak parah, sehingga risiko terkena infeksi lain menjadi lebih tinggi.
Infeksi dari HIV dapat menimbulkan komplikasi menjadi TBC, candidiasis, meningitis kriptokokus serta gangguan neuorolgis.

Ebola

Penyakit ini disebabkan oleh virus yang diduga berasal dari hewan yang terinfeksi, seperti kelewar, monyet atau simpanse. Lalu penularannya juga terjadi antarmanusia. Kemunculan ebola ditandai dengan demam, diare serta perdarahan di dalam tubuh.
ADVERTISEMENT
Tahun 2018, WHO mengungkapkan ebola telah merenggut 1.965 jiwa di Republik Demokratik Kongo. Penderita ebola sangat berrisiko untuk berakhir pada kematian. Hanya 10% penderitanya yang dapat selamat dari infeksi virus ebola.
(RAA)