Sholat Istikharah: Pengertian, Niat, dan Tata Cara Melaksanakannya

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
Konten dari Pengguna
8 Desember 2020 11:41 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi sholat istikharah. Foto: pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi sholat istikharah. Foto: pixabay
ADVERTISEMENT
Saat dihadapkan dua pilihan, untuk mengetahui mana yang terbaik maka dianjurkan melaksanakan sholat istikharah. Ibadah satu ini memiliki keutamaan yang besar sebagaimana sholat sunah lainnya.
ADVERTISEMENT
Sholat istikharah merupakan ibadah sunah yang bertujuan untuk meminta petunjuk dari Allah SWT atas persoalan yang dihadapi manusia. Karena sejatinya manusia hanyalah makhluk biasa yang lemah dalam menentukan keputusan.
Sholat istikharah bisa dilaksanakan kapan saja. Namun, lebih baik bila dilaksanakan di sepertiga malam terakhir. Karena saat itu Allah sedang dekat dengan kita dan setiap permohonan yang dipanjatkan di waktu tersebut pasti dikabulkan.

Niat Sholat Istikharah

Berikut lafadz dari niat sholat istikharah.
أُصَلِّيْ سُنَّةَ الاِسْتِخَارَةِ رَكْعَتَيْنِ لِلَّهِ تَعَالَى
“Ushollii sunnatal istikhooroti rok’ataini lillaahi ta’aalaa”.
Artinya:
“Aku berniat melaksanakan shalat sunnah istikharah dua rakaat karena Allah Ta’ala.”
Ilustrasi sholat istikharah. Foto: pixabay

Tata Cara Sholat Istikharah

Tata cara sholat istikharah sama dengan sholat sunah lainnya, seperti sholat dhuha, sholat hajat, dan sholat tahajud. Untuk bacaan suratnya disarankan membaca surat al-kafirun pada rakaat pertama dan membaca surat al-ikhlas pada rakaat kedua.
ADVERTISEMENT
Tidak ada kewajiban membaca doa tertentu selepas melaksanakan sholat istikharah. Namun ada tuntunan yang diajarkan Rasulullah SAW, yaitu sebagai berikut.
اَللّٰهُمَّ اِنِّى اَسْتَخِيْرُكَ بِعِلْمِكَ وَاَسْتَقْدِرُكَ بِقُدْرَتِكَ وَاَسْئَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ الْعَظِيْمِ. فَاِنَّكَ تَقْدِرُ وَلَآاَقْدِرُ وَلَآاَعْلَمُ وَاَنْتَ عَلاَّمُ الْغُيُوْبِ.
اَللّٰهُمَّ اِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ اَنَّ هَذَااْلاَمْرَ (…) خَيْرٌلِّىْ فِىْ دِيْنِىْ وَمَعَاشِىْ فَاقْدُرْهُ لِىْ وَيَسِّرْهُ لِىْ ثُمَّ بَارِكْ لِىْ فِيْهِ وَاِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ اَنَّ
هذَااْلاَمْرَشَرٌّلِّىْ فِىْ دِيْنِىْ وَمَعَاشِىْ وَعَاقِبَةِ اَمْرِىْ وَعَاجِلِهِ وَآجِلِهِ فَاصْرِفْهُ عَنِّىْ وَاصْرِفْنِيْ عَنْهُ وَاقْدُرْهُ لِيَ الْخَيْرَحَيْثُ كَانَ ثُمَّ
رَضِّنِىْ بِهِ
“Allaahumma inni astakhiiruka bi’ilmika wa astaqdiruka biqudratika wa as aluka min fadlikal ‘aziimi fa innaka taqdiru wa laa aqdiru wa laa a’lamu wa anta ‘allaamul guyuub.”“Allaahumma in kunta ta’lamu anna haadzal amro (…..) khairul lii fii diinii wa ma’aasyi faqdurhu lii wa yassirhu lii tsumma baarik lii fii hi wa in kunta ta’lamu anna haadzal amro syarrun lii fii diinii wa ma’aasyii wa ‘aaqibati amrii wa ‘aajlihii fashrifhu ‘annii wasrifnii ‘anhu waqdurhu liyal-khaira haitsu kaana tsumma rodh-dhinii bihi.”
ADVERTISEMENT
Artinya:
“Ya Allah, aku meminta petunjuk kebaikan-Mu dengan ilmu-Mu, aku memohon keputusan-Mu dengan qudrat-Mu dan aku meminta dengan karunia-Mu yang besar, karena sesungguhnya Engkau yang berkuasa sedangkan aku tida berkuasa. Engkau Yang Maha Mengetahui sedangkan aku tidak mengetahui dan Engkau Yang Maha Mengetahui segala yang gaib.
“Ya Allah, sekiranya engkau ketahui bahwa (sebutkan Pilihan yang dihadapi) baik untukku dalam agamaku, kehidupanku, dan akhir dari perkaraku ini, maka takdirkanlah ia untukku, mudahkanlah ia, lalu berkahilah aku padanya.”
“Ya Allah, dan sekiranya engkau mengetahui buruk bagiku dalam agamaku, kehidupanku, dan akhir dari perkaraku ini, maka hindarkanlah aku darinya, kemudian takdirkanlah untukku kebaikan bagaimanapun adanya, lalu berilah aku keridhaan dengannya.” (HR. Ahmad dan Bukhari).
ADVERTISEMENT
(MSD)