Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Tugas Perkembangan Remaja dalam Menciptakan Pribadi yang Positif
18 Maret 2022 18:01 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Tugas perkembangan remaja menjadi isu penting yang harus diperhatikan. Sebab, perilaku positifnya dapat tercermin dari cara mereka menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan. Mulai dari pendidikan, etika, hingga pengetahuan agama.
ADVERTISEMENT
Bicara soal remaja, istilah kelompok ini berasal dari bahasa Inggris “adolescence” yang berarti tumbuh menjadi dewasa. Fase remaja menjadi perubahan transisi dari masa kanak-kanak menuju dewasa yang dimulai sekitar umur 12 hingga 20 tahun.
Perkembangan remaja menuju dewasa melibatkan perubahan fisik, kognitif, dan psikososial. Pendampingan yang tidak tepat bisa memunculkan perilaku negatif pada mereka di usia dewasa.
Untuk itu, perlu diselesaikan tugas perkembangan remaja dengan metode yang baik. Apa saja poin pembahasannya? Simak informasinya dalam artikel berikut ini.
Tugas Perkembangan Remaja
Tugas perkembangan remaja dapat dimulai dengan melepaskan sifat kekanak-kanakan yang melekat pada diri individu. Ini dilakukan supaya ia terbiasa bersikap dan berperilaku sebagai orang dewasa nantinya.
Dijelaskan dalam Jurnal Provitae yang dihimpun oleh Universitas Tarumanegara, menurut Havighurst, tugas perkembangan remaja yaitu:
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, Havighurst mengemukakan bahwa tercapai atau tidaknya tugas-tugas perkembangan tersebut ditentukan oleh tiga faktor, yakni kematangan fisik, desakan dari masyarakat, dan motivasi dari individu yang bersangkutan.
Keberhasilan remaja dalam memenuhi tugas perkembangan mereka juga tidak terlepas dari peran orangtua dan norma-norma yang diajarkan. Agama Islam telah membahasnya dengan lebih kompleks dan menyeluruh.
ADVERTISEMENT
Dalam Islam, metode pendidikan anak disesuaikan dengan rentang usia dan karakteristik mereka. Misalnya, Islam menyuruh anak shalat mulai usia 7 tahun dan usia 10 tahun sudah boleh diberi pelajaran. Rasulullah SAW bersabda:
“Perintahkan anak-anakmu menjalankan ibadah shalat jika mereka sudah berusia tujuh tahun. Dan jika mereka sudah berusia sepuluh tahun, maka pukul lah mereka jika tidak mau melaksanakannya dan pisahkanlah tempat tidur mereka” (HR. Hakim).
Memukul di sini maksudnya masih dalam bingkai mendidik dan tidak menyiksa anak. Mengutip jurnal Remaja dan Tugas-Tugas Perkembangannya dalam Islam karya Miftahul Jannah (2016), hal ini boleh dilakukan selama orangtua mampu menjadi uswah hasanah atau contoh yang baik bagi anak-anaknya.
(MSD)