Sampah Popok Bikin Ikan-ikan Sungai Sidoarjo Jadi Betina

Konten dari Pengguna
27 Juli 2017 17:41 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari berita jatim tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sampah Popok Bikin Ikan-ikan Sungai Sidoarjo Jadi Betina
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Sidoarjo (beritajatim.com) - Sebanyak 3 kwintal popok bayi berhasil dievakuasi oleh Ecolgical Observation and Wetlands Conservation (Ecoton) dari sungai sepanjang di Kecamatan Balongbendo hingga Kecamatan Taman.
ADVERTISEMENT
Barang bukti 80 kilogram sampah popok kotor yang berhasil dievakuasi itu dibawa Ecoton ke kantor Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Sidoarjo.
"Kita merasa sungai di Balongbendo, Krian, dan Sepanjang Taman sudah dilepas tanggung jawabnya," ujar Direktur Eksekutif Ecoton, Prigi Arisandi dihadapan Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan, Selasa (25/7/2017).
Prigi menjelaskan, sejak sepekan lalu, pihaknya bersama komunitas peduli lingkungan melakukan investigasi di sepanjang sungai yang ada di tiga Kecamatan Sidoarjo.
Hasilnya, ditemukan kurang lebih sekitar 3 kwintal popok bayi yang dibuang di Kali Pelayaran maupun Kali Surabaya yang ada di Sidoarjo. "Ada 42 persen berjenis plastik, dan 38 persen jenis popok bayi yang dibuang di sungai yang juga dijadikan bahan baku PDAM Tawangsari itu," tukasnya keheranan.
ADVERTISEMENT
Pihaknya mengharapkan ada institusi yang mengawasi sungai. Sehingga masyarakat tidak lagi membuang popok di sungai. Memang diakui Prigi, budaya membuang sampah di sungai sulit dihentikan. Alasannya, pemerintah tidak hadir di tengah-tengah masyarakat.
"Kementerian Lingkungan, maupun dinas terkait, harusnya hadir di tengah masyarakat. Sehingga masyarakat tidak seenaknya membuang sampah di sungai," tegasnya.
Apalagi, tambah alumnus Unair itu, air sungai merupakan bahan baku air minum. Untuk meningkatkan kualitas air sungai, maka perlunya ada pengawasan, penambahan anggaran maupun penegakan hukum terhadap lingkungan, terutama bagi masyarakat yang membuang sampah di sungai.
"Kementerian maupun dinas lingkungan, wajib menjaga, melestarikan dan mengawasi, terutama dalam hal kualitas air sungai," terangnya.
ADVERTISEMENT
Sekadar diketahui, 25 persen ikan yang ada di sungai mengalami intersex (Ikan Bencong). Sedangkan di sungai yang ada di Sidoarjo, 80 persennya merupakan ikan betina. Seharusnya pembagian ikan menjadi fifty fifty.
Namun, saat ini sungai mengandung senyawa pengganggu hormon atau Endocrine disrupting Chemical (EDC). Yang mana sperma yang keluar dari ikan betina bercampur dengan racun popok yang dibuang di sungai. Sehingga airnya tercemar dan ikan pun mengalami intersex. [isa/but]
Reporter : M. Ismail