2 Contoh Teks Hikayat Singkat dan Pesan Moralnya

Berita Terkini
Penulis kumparan
Konten dari Pengguna
27 Oktober 2022 18:51 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Contoh Teks Hikayat Singkat, sumber foto (Neonbrand) by unsplash.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Contoh Teks Hikayat Singkat, sumber foto (Neonbrand) by unsplash.com
ADVERTISEMENT
Hikayat merupakan karya sastra lama yang mengisahkan tentang kehidupan keluarga kerajaan, kaum bangsawan, atau orang-orang tersohor lainnya yang mempunyai kehebatan dan kesaktian tertentu. Contoh teks hikayat singkat berkaitan erat dengan kultur melayu klasik yang berkembang di masyarakat.
ADVERTISEMENT
Jenis karya sastra ini kemudian tersebar karena adanya proses komunikasi langsung (dari mulut ke mulut) yang bertujuan untuk hiburan sekaligus meramaikan acara tertentu. Lalu, bagaimana bentuk hikayat Melayu klasik? Agar lebih memahaminya, simak contohnya di artikel ini.

Contoh Teks Hikayat Singkat

Mengutip buku Cara Cepat & Mudah Takhlukkan UN SMA/MA IPA 2015 oleh Tim Studi Guru (2014), hikayat umumnya mengisahkan tentang kehidupan di istana karena tokoh-tokoh yang diangkat di dalamnya banyak yang berasal dari golongan kerajaan. Pembelajaran mengenai hikayat sering dijumpai pembahasannya pada mata pelajaran Bahasa Indonesia yang bisa dipelajari mengenai amanat, alur cerita, tema, penokohan, dan lain sebagainya.
Berikut adalah contoh teks hikayat singkat beserta nilai moralnya:

1. Hikayat Bunga Kemuning

Di suatu negeri, terdapat seorang raja bijaksana yang mempunyai 10 orang putri berwajah cantik. Istri raja belum lama meninggal setelah melahirkan si anak bungsu, sehingga semua putrinya dijaga oleh pengasuh kerajaan.
ADVERTISEMENT
Puteri Kuning merupakan anak bungsu sang raja dan mempunyai perilaku yang sangat baik dibandingkan kakak perempuan lainnya. Suatu hari, Raja hendak pergi ke kerajaan lainnya untuk menjaga jalinan hubungan antar kerajaan.
Sebelum pergi, Raja mengumpulkan seluruh puteri untuk menanyakan oleh-oleh yang diinginkan oleh mereka. Sembilan putri Raja ingin mendapatkan oleh-oleh yang mewah dan mahal. Puteri Kuning berbeda dengan saudara-saudaranya karena ia hanya meminta ayahnya kembali dengan selamat.
Setelah Raja pergi melakukan kunjungan, perilaku sembilan putri semakin buruk hingga menyebabkan para pelayan merasa kewalahan. Sebaliknya, Puteri Kuning bersikap sangat rajin dalam mengurus taman kesayangan ibunya.
Mengetahui perilaku Puteri Kuning tersebut, para kakak perempuannya justru malah meledeknya. Sang Raja akhirnya pulang, namun yang memberikan sambutan hangagt hanyalah Puteri Kuning.
ADVERTISEMENT
Meskipun tidak meminta oleh-oleh, namun Raja tetap memberikan kalung dengan batu hijau. Keesokan harinya, sepuluh puteri berkumpul untuk memperoleh hadiah dari Sang Raja.
Puteri Hijau merasa iri saat melihat kalung dengan liontin batu hijau yang digunakan oleh Puteri Kuning. Putri Hijau juga sempat meminta kalung tersebut, namun Puteri Kuning tidak memperolehkannya karena itu ialah hadiah dari sang ayah.
Puteri Hijau tidak tinggal diam dan mengadu kepada kakak lainnya bahwa Puteri Kuning mencuri barang miliknya. Pertengkaran tidak berhenti sampai di situ hingga menyebabkan Puteri Kuning meninggal karena dipukul kakak perempuannya. Puteri Kuning akhirnya dikuburkan dengan rapi supaya tidak terlihat.
Namun, Raja yang merasakan kejanggalan akhirnya memerintahkan seluruh penjaga untuk menemukan Puteri Kuning. Sayangnya, hasilnya tidak memuaskan. Raja tidak menemukan tanda-tanda kehadiran Puteri Kuning. Raja sangat menyesal karena tidak dapat mendidik puteri-puterinya dengan benar.
ADVERTISEMENT
Ia akhirnya memerintahkan sembilan puteri untuk pergi menuju ke negeri seberang supaya bisa belajar dan merenungi kesalahan mereka.
Suatu hari, kuburan Puteri Kuning ditumbumhi tanaman yang pertama kali dilihat pertama kali oleh raja. Tanaman tersebut diberikan nama bunga kemuning karena daunnya berwarna hijau seperti kalung batu hijau.
Batangnya menyerupai jubah Puteri Kuning, dan bunganya berwarna putih kekuningan dan sangat harum. Tanaman kemuning sering digunakan untuk pengharum rambut dan kulit kayu dijadikan bedak penghalus wajah.
Pesan moral yang terkandung di dalam cerita ini adalah jangan bersikap jahat kepada saudara sendiri. Selain itu, kita tidak boleh membalas kejahatan dengan kejahatan karena hanya akan merugikan diri sendiri.

2. Hikayat Abu Nawas dan Botol Ajaib

Ilustrasi Contoh Teks Hikayat Singkat, sumber foto (Neonbrand) by unsplash.com
Alkisah, Raja Harun Ar-Rosyid memanggil Abu Nawas untuk datang ke Istana. Setelah tiba di istana, Abu Nawas disambut hangat oleh Baginda Raja.
ADVERTISEMENT
Tujuan Abu Nawas dipanggil ke istana adalah untuk menyelesaikan masalah Baginda Raja yang tidak bisa diselesaikannya sendiri.
Baginda Raja mengalami sakit perut cukup lama sering. Berdasarkan pemeriksaan tabib istana, Baginda Raja mengalami serangan angin. Abu Nawas sangat heran dan bingung dengan perkataan Baginda. Selanjutnya, ia memberanikan diri untuk bertanya kepada baginda tentang pekerjaan yang nanti akan ditugaskan kepadanya.
Baginda lalu berkata, “Tangkap dan penjarakanlah angin itu untukku.” Mendengar perintah tersebut, tentu Abu Nawas sangat terkejut dan merasakan sesuatu yang tidak lazim. Nahasnya, Abu Nawas hanya diberi waktu selama tiga hari untuk menuntaskan tugas dari Baginda Raja.
Saat sedang di perjalanan, Abu Nawas hanya bisa terdiam dan kebingungan dalam menemukan solusi untuk menangkap angin. Padahal, angin merupakan suatu hal yang tidak bisa disentuh, dilihat, apalagi ditangkap. Seiring dengan kebimbangan yang melanda hati Abu Nawas, waktu masih terus berjalan.
ADVERTISEMENT
Pada hari kedua, Abu Nawas masih belum juga menemukan cara dalam mewujudkan perintah raja. Abu nawas masih terus berpikir hingga ia sadar bahwa Jin tidak bisa terlihat.
Ia sangat gembira dan menyiapkan botol untuk dibawanya ke istana. Setibanya di istana, Baginda raja langsung bertanya tentang angin yang harus ditangkap Abu Nawas.
Ia pun memberikan botol yang sudah dibawanya kepada Baginda, lalu menunjukkan bahwa angin tersebut ada di dalam botol. Baginda kemudian membuka botol sesuai dengan imbauan Abu Nawas. Baginda Raja sangat terkejut mencium bau busuk yang berasal dari botol tersebut.
Beliau pun bertanya kepada Abu Nawas, bau apa yang sangat busuk itu. Dengan sedikit khawatir, Abu Nawas mengatakan bahwa itu merupakan angin kentut yang dimasukkannya ke dalam botol dan ditutup rapat agar tidak keluar.
ADVERTISEMENT
Baginda tidak marah karena yang dijelaskan oleh Abu Nawas sangat masuk akal dan ia meraih imbalan karena tuntas menjalankan perintah Raja Harun Ar-Rosyid. Pesan moral yang ada dalam cerita ini adalah setiap kesulitan pasti ada jalan keluar, sehingga kita tidak boleh pantang menyerah dalam mencari solusi.
Contoh hikayat kerajaan singkat yang disebutkan di atas dapat dijadikan bahan pembelajaran dalam mengenal karya sastra. Dengan begitu, kamu dapat mengambil hikmah atau pesan moral dari cerita klasik tersebut. (DLA)