5 Tradisi Islam di Jawa yang Masih Terpelihara Sampai Sekarang

Berita Terkini
Penulis kumparan
Konten dari Pengguna
28 Maret 2024 20:38 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi untuk Tradisi Islam di Jawa yang Masih Terpelihara Sampai Sekarang adalah. Sumber: Unsplash/SR
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi untuk Tradisi Islam di Jawa yang Masih Terpelihara Sampai Sekarang adalah. Sumber: Unsplash/SR
ADVERTISEMENT
Salah satu tradisi Islam di Jawa yang masih terpelihara sampai sekarang adalah Sekaten. Sebelum adanya Islam, mayoritas masyarakat di Nusantara masih menganut agama Hindu-Buddha. Hal ini membuat kebudayaan Hindu-Buddha sangat kental di masyarakat.
ADVERTISEMENT
Saat Islam masuk ke Pulau Jawa, para ulama menggabungkan ajaran Islam dalam budaya yang sudah lama dikenal masyarakat. Harapannya, masyarakat bisa menerima Islam sekaligus tidak kehilangan budayanya.

Salah Satu Tradisi Islam di Jawa yang Masih Terpelihara Sampai Sekarang adalah Sekaten

Ilustrasi untuk Tradisi Islam di Jawa yang Masih Terpelihara Sampai Sekarang adalah. Sumber: Unsplash/Ed Us
Mengutip dari Sejarah Kebudayaan Islam Madrasah Tsanawiyah Kelas IX, Murodi (2016:103), sebelum Islam datang, kebudayaan Nusantara didominasi oleh kebudayaan Hindu-Buddha. Masuknya Islam membawa pengaruh bagi kebudayaan lokal.
Terjadi perpaduan antara kebudayaan lokal Hindu-Buddha dengan kebudayaan Islam. Perpaduan ini kemudian menghasilkan kebudayaan Nusantara bercorak Islam. Salah satu tradisi Islam di Jawa yang masih terpelihara sampai sekarang adalah Sekaten.
Berikut adalah penjelasan dan tradisi lainnya.

1. Sekaten

Sekaten adalah upacara keagamaan yang digelar di Keraton Yogyakarta dan Keraton Surakarta dalam rangka memperingati kelahiran Nabi Muhammad saw. Sekaten berasal dari bahasa Arab, yaitu syahadatain. Sekaten juga diadakan untuk menyebarkan agama Islam.
ADVERTISEMENT

2. Dugderan

Dugderan adalah festival yang diadakan sebagai tanda dimulainya ibadah puasa di bulan Ramadan. Acara ini diadakan di Semarang. Perayaan Dugderan biasanya dilengkapi dengan kembang api yang meriah.
Dugderan dilaksanakan sebagai sarana dakwah Islam sekaligus sebagai hiburan untuk masyarakat. Di Kudus, acara ini dikenal dengan sebutan Dandangan.

3. Nyadran

Nyadran merupakan istilah yang berasal dari bahasa Jawa, yaitu sadran yang berarti ziarah. Tradisi ini masih dilakukan hingga saat ini dan bertujuan untuk menghormati orang tua atau leluhur yang telah tiada. Nyadran dilaksanakan dengan ziarah kubur dan mendoakan mendiang.

4. Ngabuburit

Ngabuburit merupakan tradisi dari Jawa Barat. Tradisi ini adalah kegiatan bermanfaat yang dilakukan untuk menunggu waktu berbuka puasa. Beberapa kegiatan yang biasa dilakukan adalah mendengarkan ceramah, membaca Al-Qur’an, berbagi takjil, dan sebagainya.
ADVERTISEMENT

5. Selikuran

Selikuran adalah acara yang dilaksanakan untuk menyambut lailatulqadar pada bulan Ramadan di Yogyakarta dan Surakarta. Selikuran diadakan setiap tanggal 21 Ramadan dengan cara membuat makanan dan dibagikan ke masyarakat.
Tradisi Islam di Jawa yang masih terpelihara sampai sekarang adalah Sekaten, Nyadran, dan lainnya. Tradisi-tradisi ini patut dilestarikan agar tidak hilang. (KRIS)