Apa Itu Itikaf dan Bagaimana Cara Melakukannya?

Berita Terkini
Penulis kumparan
Konten dari Pengguna
6 Mei 2021 21:22 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Itifkaf. Sumber: Freepik.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Itifkaf. Sumber: Freepik.com
ADVERTISEMENT
Apa itu itikaf? Pertanyaan tersebut mungkin sering muncul bagi para kaum muslim dan muslimah yang ingin melakukan ibadah pada bulan suci Ramadhan.
ADVERTISEMENT
Itikaf sendiri merupakan berdiam diri dan tinggal di suatu tempat untuk melakukan ibadah. Nabi Muhammad SAW menganjurkan seorang mukmin untuk melakukannya ketika memasuki hari-hari terakhir pada bulan Ramadhan.
Apabila seorang telah berniat untuk melakukan itikaf, tapi ia berhalangan melaksanakannya pada bulan Ramadhan tersebut maka ia dapat menggantikannya di hari lain untuk melaksanakan nadzar itikafnya.
Jika seorang berniat ataupun ber-nadzar melaksanakan itikaf dengan jangka waktu yang dia inginkan, misalnya sehari semalam atau lebih maka wajib baginya untuk melaksanakan itikaf sesuai jumlah yang dia nadzarkan.

Apa itu Itikaf Untuk Perempuan? Berikut Hal yang Membatalkan Itikaf

Dilansir dari "Buku Pintar Muslim dan Muslimah" karya Rina Ulfatul Hasanah (2012), dalam sejarahnya wanita diperbolehkan untuk melakukan itikaf seperti yang dilakukan oleh Aisyah.
ADVERTISEMENT
Sesungguhnya Rasulullah menganjurkan untuk itikaf di sepuluh hari terakhir pada bulan Ramadhan, kemudian Aisyah meminta izin untuk melakukan itikaf dan Nabi mengizinkannya.
Syarat-syarat yang harus diperhatikan untuk kaum muslimah ketika ingin beritikaf di masjid adalah mendapatkan izin dari suaminya. Hal itu wajib dilakukan karena sebagai istri harus izin terlebih dahulu meskipun kepergiannya untuk melaksanakan ibadah itikaf.
Perlu diketahui ternyata ada beberapa hal yang dapat membatalkan itikaf. Seorang yang sudah berniat untuk melakukannya maka dia harus memperhatikan adab-adab sebagai berikut agar ibadahnya untuk lebih mendekatkan diri kepada Sang Khalik tidak sia-sia.
ADVERTISEMENT

1. Keluar dari tempat itikaf atau masjid tanpa alasan atau sebab yang jelas dan kuat

Tidak diperbolehkan bagi seorang yang sudah beritikaf di masjid kemudian meninggalkannya tanpa alasan yang jelas. Kecuali bagi mereka yang memang harus meninggalkan atau keluar dari masjid karena kebutuhan yang memang harus dia lakukan seperti buang air besar atau pun kecil.
Adapun seorang tersebut harus meninggalkan tempatnya karena akan mandi junub atau seorang yang akan melaksanakan wudhu. Dalam hadist meriwayatkan, Aisyah berkata “Untuk menyisir rambutnya, Rasulullah melongokan kepalanya keluar dari masjid kemudian Aisyah menyisir rambut beliau, padahal beliau dalam keadaan beritikaf dan Rasulullah tidak pernah pulang kecuali karena ada alasan yang mengharuskan dia keluar dari tempat itikaf”. (HR Bukhari dan Muslim)
ADVERTISEMENT

2. Melakukan Jima

Seorang yang sedang melakan itikaf tidak diperbolehkan melakukan jima dengan suami maupun istrinya. Jika dalam keadaan itikaf dan kesadaran sepenuhnya dia melakukan jima maka itikafnya batal.
Berbeda jika hanya bersentuhan itu diperbolehkan asal tidak diiringi dengan syahwat. Hal tersebut sesuai dengan hadist Rasulullah ketika Aisyah sedang menyisir rambut beliau.
Demikian pembahasan singkat tentang itikaf dan hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan. Semoga di bulan Ramadhan ini kita dapat memperbanyak amal ibadah, salah satunya dengan beritikaf di masjid sesuai dengan sunah Rasulullah SAW. (AA)
ADVERTISEMENT