Apa Itu Jihad yang Kerap Dikaitkan dengan Peperangan?

Berita Terkini
Penulis kumparan
Konten dari Pengguna
16 September 2021 9:37 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi jihad dalam kehidupan sehari-hari, sumber foto: https://www.pexels.com/
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi jihad dalam kehidupan sehari-hari, sumber foto: https://www.pexels.com/
ADVERTISEMENT
Beberapa tahun terakhir kita sering mendengar kata jihad terutama di lingkungan umat Islam. Stigma atau pemikiran orang yang belum paham dengan apa yang dimaksud dengan jihad, memandangnya sebagai seruan untuk melakukan peperangan atau hal-hal yang berhubungan dengan kekerasan. Padahal jika kita melihat pada Alquran dan Al-Hadis tidak ada seruan untuk melakukan hal-hal tersebut. Lalu apa sebenarnya jihad yang sering dikaitkan dengan peperangan, simak penjelasannya berikut ini.
ADVERTISEMENT

Pengertian Jihad Fisabilillah

Ilustrasi jihad dalam kehidupan sehari-hari, sumber foto: https://www.pexels.com/
Dikutip dari buku Panduan Jihad, Untuk Aktivis Gerakan Islam, Hilmy Bakar Almascaty (2001: 13) pengertian jihad dalam Bahasa Arab berasal dari akar kata jahada-yajhadu-jahdan/juhdan yang diartikan sebagai ath-thaqah, al-mashaqqah, dan mubalaqah atau kesungguhan, kekuatan, dan kelapangan.
Dari segi Bahasa, secara garis besar jihad dapat diartikan sebagai penyeruan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah kemungkaran, penyerangan, pembunuhan, peperangan, penaklukan, menahan hawa nafsu, dan lain yang semakna dan mendekati.
Dalam keadaan damai tidak sedang dalam peperangan jihad memiliki pengertian yang sangat luas yaitu usaha untuk mewujudkan kebaikan misalnya seperti dakwah, Pendidikan, ekonomi dan lain-lain. Jadi sangat tidak tepat jika jihad di maknai sebagai sesuatu yang menakutkan atau peperangan.
ADVERTISEMENT
Dari beberapa sumber yang ada dapat disimpulkan bahwa sebenarnya yang dimaksud dengan jihad adalah cara untuk mencapai tujuan yang baik. Jihad tidak mengenal putus asa, menyerah, kelesuan, tidak pula pamrih. Tetapi jihad tidak dapat dilaksanakan tanpa modal, karena itu jihad mesti disesuaikan dengan modal yang dimiliki dan tujuan yang ingin dicapai.
Sebelum tujuan tercapai dan selama masih ada modal, selama itu pula jihad dituntut untuk mengorbankan harta dan jiwanya. Karena jihad harus dilakukan dengan modal, maka mujahid tidak mengambil, tetapi memberi. Bukan mujahid yang menanti imbalan selain dari Allah, karena jihad diperintahkan semata-mata demi Allah. Apalagi jihad bertujuan untuk mengambil harta rampasan perang.
ADVERTISEMENT
Jihad menjadi titik tolak seluruh upaya, karenanya jihad adalah puncak segala aktivitas. Jihad bermula dari upaya mewujudkan jati diri yang bermula dari kesadaran. Kesadaran harus berdasarkan pengetahuan dan tidak datang dengan paksaan. Karena itu mujahid bersedia berkorban, dan tak mungkin menerima paksaan, atau melakukan jihad dengan terpaksa.
Demikian pembahasan mengenai jihad yang sering kali di salah artikan oleh sebagian orang. (WWN)