Konten dari Pengguna

Apa yang Terjadi bila Hanya Fokus pada Orientasi Kognitif dalam Pembelajaran?

Berita Terkini
Penulis kumparan
20 Desember 2023 18:58 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi hanya fokus pada orientasi kognitif dalam pembelajaran dapat menyebabkan - Sumber: unsplash.com/@neonbrand
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi hanya fokus pada orientasi kognitif dalam pembelajaran dapat menyebabkan - Sumber: unsplash.com/@neonbrand
ADVERTISEMENT
Hanya fokus pada orientasi kognitif dalam pembelajaran dapat menyebabkan apa? Pertanyaan ini mungkin muncul jika memperhatikan beberapa guru yang menerapkan sistem pembelajaran berorientasi kognitif di sekolah.
ADVERTISEMENT
Selama ini mungkin ada sebagian orang tua yang senang jika anaknya mendapatkan pembelajaran kognitif di sekolah. Padahal, sebenarnya sistem tersebut juga memiliki dampak yang kurang baik bagi anak.

Hanya Fokus pada Orientasi Kognitif dalam Pembelajaran Dapat Menyebabkan Apa?

Ilustrasi hanya fokus pada orientasi kognitif dalam pembelajaran dapat menyebabkan - Sumber: pexels.com/@yankrukov/
Pembelajaran berorientasi kognitif adalah sistem yang menekankan pada proses kognitif atau kecerdasan intelektual siswa. Pendekatan ini berfokus pada pengembangan pemahaman, pengetahuan, pemecahan masalah, dan keterampilan berpikir kritis.
Dalam sistem pembelajaran ini, siswa didorong untuk memahami konsep-konsep yang diajarkan. Bukan sekadar menghafal informasi tanpa pemahaman mendalam. Guru berperan sebagai fasilitator yang membimbing dan mendukung proses pemahaman tersebut.
Berdasarkan buku Landasan Pembelajaran, Gamar Al Haddar, 2023, pembelajaran berorientasi kognitif bertujuan untuk mengembangkan keterampilan berpikir yang kuat. Selain itu juga membekali siswa dengan sarana yang diperlukan untuk beradaptasi dan berhasil dalam berbagai aspek kehidupan.
ADVERTISEMENT
Sayangnya, hanya fokus pada orientasi kognitif dalam pembelajaran dapat menyebabkan perkembangan kecakapan emosi dan sosial siswa menjadi terabaikan. Hal tersebut mengabaikan kebutuhan psikososial siswa, seperti perkembangan motivasi dan kepercayaan diri.
Selain itu, ada beberapa hal yang juga menjadi dampak dari terlalu fokus pada pembelajaran kognitif, antara lain:

1. Kurangnya Pengembangan Keterampilan Non-Kognitif

Hanya memperhatikan aspek kognitif dapat mengabaikan pengembangan keterampilan non-kognitif atau soft skills. Seperti keterampilan sosial, kerja sama, kepemimpinan, dan empati.

2. Kurangnya Pembangunan Kreativitas

Pembelajaran yang hanya menitikberatkan pada aspek kognitif tidak memberikan cukup ruang bagi pengembangan kreativitas. Padahal kreativitas adalah aspek penting dalam memecahkan masalah dan beradaptasi dengan lingkungan yang terus berubah.

3. Kurangnya Perhatian Terhadap Kesejahteraan Mental

Fokus pada pencapaian kognitif bisa berpengaruh pada kesejahteraan atau kesehatan mental siswa. Hal tersebut dapat menyebabkan tekanan yang berlebihan dan masalah kesejahteraan mental.
ADVERTISEMENT
Kesimpulannya, hanya fokus pada orientasi kognitif dalam pembelajaran dapat menyebabkan beberapa perkembangan pada diri siswa menjadi terabaikan. Itulah sebabnya, diperlukan adanya perbaikan sistem pembelajaran di sekolah agar bisa lebih seimbang. (DNR)