Arti Tradisi Rebo Wekasan dalam Masyarakat Jawa untuk Menghalau Bala

Berita Terkini
Penulis kumparan
Konten dari Pengguna
24 September 2021 13:49 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Rebo Wekasan. (Foto: https://flickr.com)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Rebo Wekasan. (Foto: https://flickr.com)
ADVERTISEMENT
Nusantara memang kaya akan tradisi yang unik dan menarik. Rebo Wekasan merupakan salah satu contoh tradisi khas Islam Nusantara yang masih lestari. Di daerah Pati dan Kudus, tradisi ini masih sangat dinanti, karena diyakini menjadi hari Rabu akhir atau pungkasan di bulan Safar pada kalender Jawa.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari buku Kuliner Yogyakarta-Pantas Dikenang Sepanjang Masa yang ditulis oleh Murdijati Gardjito, dkk (2017: 155), Rebo Wekasan adalah tradisi tradisional masyarakat Jawa yang diadakan pada hari Rabu terakhir dalam bulan Safar. Upacara ini mempunyai makna sebagai rasa syukur dan terima kasih atas terhindarnya wabah penyakit yang dahulu pernah menyerang mereka.
Artikel kali ini akan membahas lebih lanjut mengenai arti tradisi Rebo Wekasan dalam masyarakat Jawa untuk menghalau bala.

Arti Tradisi Rebo Wekasan

Ilustrasi Rebo Wekasan. (Foto: https://flickr.com)
Rebo Wekasan adalah sebuah tradisi masyarakat Jawa pada hari Rabu terakhir bulan Safar. Pada saat upacara Rebo Wekasan diadakan, banyak sekali para penjual makanan di sekitar tempat upacara dilangsungkan. Ada yang membuka warung dan ada pula yang menjajakan makanannya di tepi-tepi jalan. Dari sekian banyak makanan, makanan yang pasti dijual adalah lemper. Lemper merupakan ciri khas makanan dalam upacara Rebo Wekasan yang melambangkan bahwa orang yang datang ke tempat upacara hatinya harus lurus seperti lemper yang lempeng.
ADVERTISEMENT
Rebo Wekasan bukan saja soal budaya, namun juga sarat akan nilai-nilai religius dan wujud mendekatkan diri pada Allah agar terhindari dari bencana. Allah Maha Adil dalm selalu menjaga keseimbangan alam. Jikalau hambaNya berperilaku baik, maka alam akan stabil, dan sebaliknya.
Dikutip dari buku Bahasa Indonesia Tingkat Lanjut untuk Mahasiswa: Dilengkapi Caturtunggal Keterampilan Berbahasa yang ditulis oleh Hamidulloh Ibda (2019: 126), tradisi Rebo Wekasan merupakan bagian dari ikhtiar mengajaga kesimbangan alam. Mengapa? Karena tradisi Rebo Wekasan menjadi bagian dari usaha manusia mendekatkan diri pada Allah agar dijauhkan dari bala’ yang di dalamnya ada musibah.
Pada saat upacara Rebo Wekasan, masyarakat Jawa juga melakukan shalat Rebo Wekasan yang juga dilakukan pada hari Rabu terakhir di bulan Safar. Sebagian ulama melakukannya di malam Rabu dan sebagian yang lain di pagi harinya sekaligus membaca manaqib Syekh Abdul Qodir al-jailani.
ADVERTISEMENT
Tidak hanya melakukan sholat dan bersedekah, masyarakat Jawa juga biasa melakukan puasa untuk menolak bala pada Rebo Wekasan. Puasa Rebo Wekasan dilakukan dalam waktu sehari semalam. Namun, jika memang tidak mampu boleh melakukan puasa seperti biasanya. Semoga informasi ini bermanfaat! (CHL)