Fakta di Balik Peristiwa Pembacaan Teks Proklamasi Indonesia

Berita Terkini
Penulis kumparan
Konten dari Pengguna
26 Juli 2021 18:39 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
unsplash.com - Pembacaan Teks Proklamasi
zoom-in-whitePerbesar
unsplash.com - Pembacaan Teks Proklamasi
ADVERTISEMENT
Momen pembacaan teks proklamasi Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 adalah momen yang menandai bahwa Indonesia akhirnya bebas dan merdeka dari para penjajah.
ADVERTISEMENT
Anda semua pasti sudah tahu bahwa pembacan teks proklamasi Indonesia tersebut dilakukan oleh dua pemimpin bangsa Indonesia saat itu, yaitu Soekarno dan M. Hatta. Tapi, apa Anda sudah tahu bahwa sebenarnya ada beberapa fakta menarik lainnya di balik peristiwa pembacaan teks proklamasi tersebut?

Fakta Menarik di Balik Peristiwa Pembacaan Teks Proklamasi Indonesia

Dilansir dari buku Fatmawati: Catatan Kecil Bersama Bung Karno, Volume 1 (1978), beliau menjelaskan bahwa kain untuk Bendera Pusaka tersebut ia dapat dari pemberian Chairul Basri, seorang perwira Jepang. Kain itu didadapkan dari sebuah gudang Jepang yang berada di daerah Pintu Air Jakarta Pusat, di depan bioskop Capitol. Chairul diminta untuk mengambil kain itu dan memberikannya ke Fatmawati.
ADVERTISEMENT
Rekaman pembacaan teks yang biasanya Anda dengar itu sebenarnya tidak diambil secara langsung. Pada saat itu, teknologi di Indonesia belum canggih seperti saat ini, jadi belum bisa mengambil video atau rekaman suara. Peristiwa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia hanya diabadikan dalam bentuk foto saja. Rekaman suara seseorang yang sedang membaca teks proklamasi yang biasa Anda dengar di beberapa tempat bersejarah, seperti museum atau monas memang suara asli Presiden Soekarno. Tapi, suara tersebut bukanlah suara yang diambil pada tahun 1945.
Rekaman suara asli Presiden Soekarno yang membacakan teks proklamasi adalah suara yang direkam pada tahun 1951 di studio Radio Republik Indonesia (RRI) yang saat ini bertempat di Jalan Merdeka Barat 4-5, Jakarta Pusat. Perekaman suara tersebut disarankan oleh Jusuf Ronodipuro, salah satu pendiri RRI.
ADVERTISEMENT
Teks proklamasi yang dibacakan oleh Presiden Soekarno ada dua versi, yaitu teks proklamasi klad dan otentik. Teks proklamasi klad adalah tulisan tangan Soekarno dan hasil gubahan Mohammad Hatta, serta Achmad Soebardjo. Sedangkan teks proklamasi otentik merupakan teks hasil ketikan Sayuti Melik.
Saat Presiden Soekarno membacakan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, di bagian akhir teks beliau mengucapkan “Jakarta, 17 Agustus 1945”. Pada tahun 1945, Indonesia berada di bawah kependudukan Jepang. Saat itu, Indonesia menggunakan kalender Kaisar Jimmu (kalender Jepang). Tahun 1 kalender Kaisar Jimmu lebih awal 660 tahun daripada Masehi (kalender Gregorian), sehingga tahun Jepang berdasarkan kalender Kaisar Jimmu dihitung dengan menambahkan 660 pada angka tahun Masehi. Tahun 1945 kalender Gregorian sama dengan tahun 2605. Jadi, tahun ‘05 yang tertulis di teks proklamasi merupakan kependekan dari angka ‘tahun 2605’.
ADVERTISEMENT
Foto Soekarno saat membacakan naskah teks proklamasi ternyata diambil secara diam-diam oleh Mendur bersaudara, yakni Frans Sumarto Mendur dan Alexius Impurung Mendur.
Demikian beberapa fakta menarik di balik peristiwa pembacaan teks proklamasi Indonesia. Semoga bisa menambah wawasan Anda. (DNR)