Fakta Unik tentang Hari Raya Galungan dan Kuningan dalam Adat Bali

Berita Terkini
Penulis kumparan
Konten dari Pengguna
16 November 2021 17:41 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pixabay.com - Fakta unik tentang Hari Raya Galungan dan Kuningan
zoom-in-whitePerbesar
Pixabay.com - Fakta unik tentang Hari Raya Galungan dan Kuningan
ADVERTISEMENT
Bagi umat Hindu di Bali, Hari Raya Galungan dan Kuningan merupakan momen untuk meningkatkan kualitas iman dan memotivasi diri dengan bersyukur kepada Tuhan.
ADVERTISEMENT
Dalam merayakan dua Hari Raya suci ini, biasanya umat Hindu di Bali memulai upacara sejak pagi dari persembahyangan di rumah masing-masing lalu dilanjutkan dengan ibadah ke pura.

Fakta Unik Mengenai Hari Raya Galungan dan Kuningan

Tenyata, selain dianggap sebagai dua Hari Raya suci dan sakral, terdapat beberapa fakta unik mengenai tradisi Galungan dan Kuningan dalam adat Bali ini.
1. Sejarah
Hari Raya Galungan dan Kuningan merupakan perayaan kemenangan kebaikan atas kejahatan. Konon diceritakan ada seorang raksasa bernama Mayadenawa yang melarang menyembah pada dewa-dewi melainkan kepadanya. Akhirnya, diutuslah Bhatara Indra untuk menemui dan melenyapkan Mayadenawa. Dari situ lah, kemenangan menjumpai Bhatara Indra yang membawa kebaikan.
2. Makna
Perayaan Hari Raya Galungan dan Kuningan dilakukan untuk merayakan kebaikan atas kejahatan. Perbedaannya adalah Galungan dilakukan kala dewa dan jiwa leluhur turun ke bumi. Sedangkan, kuningan dimaknai untuk mencapai peningkatan spiritual dengan cara introspeksi diri.
ADVERTISEMENT
3. Waktu Perayaan
Perayaan Galungan dan Kuningan biasanya dilakukan setiap 210 hari. Langkah ini dilakukan dengan perhitungan di kalender Bali, yaitu pada hari Budha Kliwon Dungulan.
4. Tradisi Sembahyang
Saat Hari Raya Galungan dan Kuningan tiba, maka umat Hindu di Bali akan melakukan persembahyangan di pura masing-masing. Mereka akan menggunakan baju adat dengan kain kamen.
Pixabay.com
5. Penjor
Pemandangan akan banyaknya penjor akan terlihat saat memasuki hari raya Galungan dan kuningan. Setiap rumah akan memasang penjor atau janur yang berisikan canang atau persembahan. Menurut buku Nilai Filosofis Penjor Galungan dan Kuningan, I Made Nada Atmaja, 2008, pada bagian ujung penjor biasanya terdapat gantungan yang diisi dengan hasil bumi seperti biji-bijian, kelapa, padi, dan jajanan yang disebut dengan 'sampian'. Penjor biasanya akan dipasang sehari menjelang hari raya Galungan.
ADVERTISEMENT
6. Sembelih Babi dan Kuliner Hari Raya
Sebelum memasuki perayaan Galungan, umat Hindu biasanya melakukan penampahan atau menyembelih babi. Langkah ini dilakukan sebagai wujud syukur. Perayaan Galungan juga selalu identik dengan kuliner tradisional wajib. Pada Hari Raya Galungan biasanya harus ada kuliner lawar, nasi kuning, hingga tape ketan.
7. Silaturahmi
Sama halnya seperti Lebaran, satu hari setelah perayaan Galungan umat Hindu juga akan mengunjungi rumah sanak saudara atau bersilaturahmi. Kegiatan itu juga dikenal dengan nama manis Galungan. Setelah 10 hari perayaan Galungan, barulah masyarakat Hindu Bali akan merayakan yang namanya hari raya Kuningan.
8. Pernah Berhenti Dirayakan Selama 23 Tahun
Menurut sebuah dokumen kuno yang terbuat dari daun lontar, perayaan Galungan Bali dimulai pada tahun 804 Saka atau sekitar 882 Masehi. Sejak saat itu, hari raya Galungan selalu dirayakan setiap tahun. Namun pada saat Bali di bawah kepemimpinan Raja Sri Ekajaya, hari raya Galungan tak dirayakan selama 23 tahun tanpa sebab. Namun pada saat di bawah kepemimpinan Sri Jayakusunu, masyarakat Hindu Bali kembali rayakan hari raya Galungan.
ADVERTISEMENT
Itu tadi beberapa fakta unik mengenai Hari Raya Galungan dan Kuningan dalam adat masyarakat Hindu di Bali. (DNR)