news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Kemajemukan Masyarakat Heterogen di Madinah

Berita Terkini
Penulis kumparan
Konten dari Pengguna
3 Desember 2022 17:54 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Kemajemukan Masyarakat Heterogen di Madinah, Foto: Unsplash.
zoom-in-whitePerbesar
Kemajemukan Masyarakat Heterogen di Madinah, Foto: Unsplash.
ADVERTISEMENT
Sejak zaman dahulu dalam agama Islam sudah mengenal masyarakat yang pluralis atau heterogen. Masyarakat saling hidup berdampingan dengan banyak perbedaan yang ada satu sama lainnya. Bahkan adanya sistem ini muncul seiring dengan berdirinya negara Islam Madinah. Sehingga membuat masyarakat semakin pluralis berkumpul di sana. Keadaan ini mulai muncul pada aat umat Islam hidup bernegara dimana setelah Nabi Muhammad SAW hijrah ke Yatsrib, yang kemudian berubah menjadi Madinah. Jelaskan masyarakat heterogen di Madinah! Simak jawaban selengkapnya di ulasan berikut ini.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari buku IPS TERPADU : - Jilid 3A karya Y. Sri Pujiastuti (2006: 78), perubahan juga sangat mungkin terjadi dalam masyarakat yang heterogen. Masyarakat heterogen adalah masyarakat yang terdiri dari kelompok-kelompok sosial yang antara lain mempunyai latar belakang kebudayaan, ras, dan ideologi yang berbeda. Di dalam masyarakat seperti ini mudah terjadi pertentangan-pertentangan sosial dan kebudayaan antara kelompok masyarakat yang satu dengan kelompok masyarakat yang lain. Pertentangan yang paling sering terjadi adalah pertentangan antara tradisi yang dihormati oleh kelas sosial yang berlainan. Begitu juga di kota Madinah, Nabi SAW meletakkan dasar kehidupan yang kokoh bagi pembentukan masyarakat baru di bawah kepemimpinan Rasul SAW.
ADVERTISEMENT

Kemajemukan Masyarakat Heterogen di Madinah

Kemajemukan Masyarakat Heterogen di Madinah, Foto: Unsplash.
Pada masa kepemimpinan Rasulullah ini masyarakat baru ini merupakan masyarakat majemuk yang berasal dari tiga golongan. Dimana golongan pertama adalah kaum Muslim yang terdiri dari kaun Muhajirin dan kaum Anshar. Mereka ini dikenal sebagai kelompok mayoritas di tempat ini. Kedua adalah golongan kaum musyrik yaitu orang yang berasal dari suku Aus dan Khazraj yang belum masuk Islam. Kelompok ini merupakan golongan minoritas. Ketiga adalah kaum Yahudi yang berasal dari tiga kelompok.
Satu kelompok tinggal di dalam kota Madinah, yaitu Bani Qainuqa. Dua kelompok lainnya tinggal di luar Kota Madinah, yaitu Bani Nadhir dan Bani Quraizhah. Setelah dua tahun berhijrah, Rasulullah mengumumkan sebuah aturan mengenai hubungan antarkelompok yang heterogen ini agar tidak terjadi sebuah perselisihan. Peraturan ini dikenal sebagai Piagam Madinah. Melalui piagam ini diharapkan mampu memperkenalkan konsep negara yang diwarnai dengan wawasan keterbukaan, partisipasi, kebebasan, dan tanggung jawab sosial-politik secara bersama-sama.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu jika masyarakat yang heterogen ini sekarang disebut dengan masyarakat madani atau masyarakat sipil yang sebenarnya berkaitan erat dengan kehidupa Rasulullah pada masa awal berhijrah di Madinah. Adanya Piagam Madinah ini, terkandung sebuah harapan dan makna tipe ideal seluruh proses berbangsa dan bernegara, yakni terciptanya masyarakat yang adil, terbuka, dan demokratis.
Demikian penjelasan mengenai kemajemukan masyarakat heterogen di Madinah. Jika saat ini masyarakat bisa saling menghargai perbedaan satu sama lainnya dengan baik, begitu juga dengan usaha yang dilakukan Rasulullah dengan membentuk Piagam Madinah.(umi)