Memahami Teori Sejarah Menurut Ibnu Khaldun dalam Al-Muqaddimah

Berita Terkini
Penulis kumparan
Konten dari Pengguna
25 Oktober 2022 19:26 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi teori sejarah menurut Ibnu Khaldun. Foto: unsplash.com/tjump
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi teori sejarah menurut Ibnu Khaldun. Foto: unsplash.com/tjump
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sejarah merupakan gambaran masa lalu yang dapat dijadikan pembelajaran manusia di kemudian hari. Para ahli juga menjelaskan secara lengkap penyusunan sejarah secara ilmiah dan lengkap, salah satunya adalah sejarawan Islam yang sangat terkenal bernama Ibnu Khaldun. Bagaimanakah bunyi teori sejarah menurut Ibnu Khaldun?
ADVERTISEMENT

Memahami Teori Sejarah Menurut Ibnu Khaldun

Mengutip buku berjudul Filsafat sejarah oleh Ajid Thohir dan Ahmad Sahidin (2019:73), Waliyudin Abd. al-Rahman bin Muhammad bin Muhammad bin Abu Bakar Muhammad bin al-Hasan bin Khaldun, yang populer disebut Ibnu Khaldun, lahir di Tunisia pada awal Ramadhan 732 (27 Mei 1332 M) dan wafat di Kairo, Mesir, tanggal 25 Ramadhan 808 H. (19 Maret 1406 M).
Sejak kecil, ia mempelajari ilmu agama bersama ayahnya, Muhammad bin Muhammad. Saat umur 15 tahun, ia mempelajari ilmu tafsir, hadis, ushul fiqih, teologin dan ilmu-ilmu bahasa Arab.
Pada tahun 1378, dia mengasingkan diri sambil menulis Kitab al-‘Ibar wa Diwan al-Mubtada’ wa al-Khabar fi Ayyam al-‘Arab wa al-‘Ajam wa al-Barbar wa man Siwahum min Dzaw al-Sulthan al-Akbar atau yang disebut kitab al-‘ibar. Kitab tersebut terdiri dari 7 jilid. Kitab tersebut berisi tentang masalah sosial manusia dengan pengantarnya disebut dengan Al-Muqaddimah.
Ilustrasi buku Al-Muqaddimah karya Ibnu Khaldun. Foto: unsplash.com/clarissemeyer
Ibnu Khaldun menjelaskan:
ADVERTISEMENT
Dalam buku Al-Muqaddimah, Ibnu Khaldun membagi sejarah empat bagian, yakni:
Meskipun sudah meninggal ratusan tahun yang lalu, namun buku Al-Muqaddimah masih digunakan hingga saat ini, terutama dalam bidang sejarah. Bahkan, banyak sekali para ahli menggunakan buku ini dalam pengantar sejarah.(MZM)
ADVERTISEMENT