Memahami Teori Sejarah Menurut Ibnu Khaldun dalam Al-Muqaddimah
Konten dari Pengguna
25 Oktober 2022 19:26 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
ADVERTISEMENT
Memahami Teori Sejarah Menurut Ibnu Khaldun
Mengutip buku berjudul Filsafat sejarah oleh Ajid Thohir dan Ahmad Sahidin (2019:73), Waliyudin Abd. al-Rahman bin Muhammad bin Muhammad bin Abu Bakar Muhammad bin al-Hasan bin Khaldun, yang populer disebut Ibnu Khaldun , lahir di Tunisia pada awal Ramadhan 732 (27 Mei 1332 M) dan wafat di Kairo, Mesir, tanggal 25 Ramadhan 808 H. (19 Maret 1406 M).
Sejak kecil, ia mempelajari ilmu agama bersama ayahnya, Muhammad bin Muhammad. Saat umur 15 tahun, ia mempelajari ilmu tafsir, hadis, ushul fiqih, teologin dan ilmu-ilmu bahasa Arab.
Pada tahun 1378, dia mengasingkan diri sambil menulis Kitab al-‘Ibar wa Diwan al-Mubtada’ wa al-Khabar fi Ayyam al-‘Arab wa al-‘Ajam wa al-Barbar wa man Siwahum min Dzaw al-Sulthan al-Akbar atau yang disebut kitab al-‘ibar. Kitab tersebut terdiri dari 7 jilid. Kitab tersebut berisi tentang masalah sosial manusia dengan pengantarnya disebut dengan Al-Muqaddimah.
Ibnu Khaldun menjelaskan:
ADVERTISEMENT
Dalam buku Al-Muqaddimah, Ibnu Khaldun membagi sejarah empat bagian, yakni:
Meskipun sudah meninggal ratusan tahun yang lalu, namun buku Al-Muqaddimah masih digunakan hingga saat ini, terutama dalam bidang sejarah. Bahkan, banyak sekali para ahli menggunakan buku ini dalam pengantar sejarah.(MZM)
ADVERTISEMENT