Konten dari Pengguna

Metode Berpikir yang Sering Dipakai Programmer pada Saat Menulis Program

Berita Terkini
Penulis kumparan
18 Juni 2024 17:05 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Metode berpikir yang sering dipakai programmer pada saat menulis program adalah. Foto hanya ilustrasi, bukan yang sebenarnya. Sumber: Pexels/Christina Morillo
zoom-in-whitePerbesar
Metode berpikir yang sering dipakai programmer pada saat menulis program adalah. Foto hanya ilustrasi, bukan yang sebenarnya. Sumber: Pexels/Christina Morillo
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Di era digital yang semakin maju ini, kemampuan untuk memecahkan masalah dengan cara yang efektif dan efisien menjadi sangat penting. Adapun metode berpikir yang sering dipakai programmer pada saat menulis program adalah computational thinking.
ADVERTISEMENT
Metode ini tidak hanya terbatas pada dunia pemrograman, tetapi juga dapat diterapkan dalam berbagai aspek kehidupan lainnya. Metode ini adalah pemecahan masalah dengan menggunakan konsep-konsep dasar ilmu komputer yang terstruktur dan logis.

Ciri-Ciri Metode Berpikir yang Sering Dipakai Programmer pada Saat Menulis Program

Metode berpikir yang sering dipakai programmer pada saat menulis program adalah. Foto hanya ilustrasi, bukan yang sebenarnya. Sumber: Pexels/Christina Morillo
Metode berpikir yang sering dipakai programmer pada saat menulis program adalah computational thinking. Metode ini lebih dari sekadar mtode atau tubuh pengetahuan yang berkaitan dengan komputer. Sebaliknya ini adalah kerangka kerja untuk pemecahan masalah yang sistematis dan teroganisir.
Mengutip dari buku Kajian Pedagogik Pendidikan Ilmu Komputer, Prof. Dr. Munir, dkk, (2023), computational thinking sangat berguna dalam menganalisis, logika, dan pemodelan yang bisa membuat seseorang untuk mengomunikasikan, mengidentifikasikan dan mengembangkan soslusi masalah dengan jelasa dan efektif.
ADVERTISEMENT
Adapun beberapa ciri-ciri dari computational thinking, sebagai berikut.

1. Dekomposisi (Decomposition)

Dekomposisi adalah proses memecah masalah kompleks menjadi bagian-bagian kecil yang lebih mudah dipahami dan diselesaikan. Dalam konteks pemrograman, dekomposisi membuat programmer untuk fokus pada satu aspek kecil dari masalah pada satu waktu.
Misalnya, saat mengembangkan aplikasi web, dekomposisi dapat melibatkan pemecahan proyek menjadi tugas-tugas seperti desain antarmuka, pengembangan backend, pengaturan database, dan pengujian.

2. Pengenalan Pola (Pattern Recognition)

Pengenalan pola melibatkan identifikasi pola dan keteraturan dalam data dan informasi yang dihadapi. Pengenalan pola membantu programmer untuk menemukan solusi yang sudah ada dan mengaplikasikannya pada masalah baru yang serupa.
Contohnya, dalam analisis data, programmer dapat mengenali tren dalam data penjualan yang dapat membantu memprediksi permintaan di masa depan, sehingga dapat mengoptimalkan strategi bisnis.
ADVERTISEMENT

3. Abstraksi (Abstraction)

Abstraksi membuat programmer untuk memfokuskan pada aspek-aspek penting dari suatu masalah dan mengabaikan detail yang tidak relevan. Dengan menyederhanakan masalah, programmer dapat lebih mudah mengembangkan solusi yang efektif.
Misalnya, dalam pengembangan perangkat lunak, abstraksi dapat berupa pembuatan model data yang hanya mencakup atribut-atribut penting yang diperlukan oleh program, sementara detail-detail minor diabaikan.

4. Algoritma (Algorithm)

Algoritma adalah serangkaian instruksi atau prosedur yang jelas dan terstruktur untuk menyelesaikan suatu masalah. Dalam pemrograman, algoritma dapat berupa prosedur untuk mencari data (searching) dan mengurutkan data (sorting).
Jadi, metode berpikir yang sering dipakai programmer pada saat menulis program adalah computational thinking. Dengan menggunakan metode ini, semua orang dapat mengembangkan solusi inovatif dan efisien untuk berbagai masalah yang dihadapi. (RIZ)
ADVERTISEMENT