Renungan Sepertiga Malam untuk Dibaca oleh Umat Muslim

Berita Terkini
Penulis kumparan
Konten dari Pengguna
21 September 2021 9:36 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Renungan Sepertiga Malam untuk Dibaca oleh Umat Muslim, Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Renungan Sepertiga Malam untuk Dibaca oleh Umat Muslim, Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Sepertiga malam terakhir, yaitu pukul 01.00-03.00 adalah waktu yang dianjurkan para ulama untuk melakukan salat alias sholat tahajud. Setelah melakukan salat tahajud, umat Muslim bisa melanjutkan dengan pembacaan renungan sepertiga malam.
ADVERTISEMENT
Apabila tidak kuat untuk bangun pada jam tersebut, maka sholat tahajud juga bisa dilaksanakan pada sepertiga malam pertama, yaitu pukul 19.00-22.00 atau sepertiga malam kedua, yaitu pukul 22.00-01.00.

Renungan Sepertiga Malam untuk Umat Muslim

Renungan Sepertiga Malam untuk Dibaca oleh Umat Muslim, Foto: Pixabay
Dikutip dari situs resmi Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Pekanbaru, berikut adalah salah satu renungan sepertiga malam yang bisa dibaca oleh umat Muslim:
Ada seorang ahli agama bernama Ali bin Hasyim yang sangat kuat bertahajud. Suatu hari ketika ia hendak mengambil wudhu untuk bertahajud, Ali dikagetkan oleh sesosok makhluk yang duduk di dekat sumurnya.
Ali bertanya, “Wahai hamba Allah, siapakah engkau?” Sambil tersenyum, sosok tersebut menjawab, “Aku Malaikat utusan Allah.” Ali bin Hasyim kaget sekaligus bangga, karena dikunjungi oleh sesosok malaikat mulia.
ADVERTISEMENT
Kemudian ia bertanya, “Apa yang sedang engkau lakukan di sini?” Malaikat itu menjawab, “Aku disuruh mencari hamba yang mencintai Allah.” Melihat malaikat itu memegang kitab yang sangat tebal, Ali pun bertanya; “Wahai, Malaikat, buku apakah yang engkau bawa itu?” Malaikat menjawab, “Ini kumpulan nama hamba yang mencintai Allah Swt.”
Mendengar jawaban tersebut, Ali bin Hasyim berharap namanya tercantum di dalam buku itu. Ia pun tidak dapat menahan diri untukn bertanya, “Wahai, Malaikat, adakah namaku di dalamnya?”
Di dalam hatinya, Ali sangat percaya diri bahwa namanya tercantum di dalam kitab tebal itu, karena ibadahnya yang sangat rajin. Ia selalu mengerjakan salat tahajud, berdoa, dan bermunajat kepada Allah Swt. di sepertiga malam terakhir. “Baiklah, aku buka,” kata Malaikat sambil membuka kitab tersebut.
ADVERTISEMENT
Namun, malaikat itu ternyata tidak menemukan nama Ali di dalamnya. Tidak percaya, Ali meminta sang malaikat itu mencarinya sekali lagi. “Betul, namamu tidak ada di dalam buku ini.” kata malaikat itu meyakinkan.
Ali bin Hasyim pun jatuh tersungkur di kaki malaikat itu dan menangis sejadi-jadinya. “Rugi sekali aku selalu mengerjakan tahajud setiap malam, tetapi namaku tidak termasuk di dalam golongan hamba pecinta Allah,” ratapnya.
Melihat itu, sang malaikat berkata, “Wahai, Ali bin Hasyim! Aku memang melihat bahwa engkau bangun setiap malam, bahkan mengambil air wudhu dan kedinginan ketika orang lain terlelap di dalam alam mimpi. Namun, tanganku dilarang Allah untuk menuliskan namamu.”
Ali bin Hasyim kemudian bertanya keheranan, “Apakah gerangan yang menjadi penyebabnya ?” Sang malaikat menjawab, “Engkau memang rajin bertahajud di setiap sepertiga malam, tetapi engkau memamerkannya dengan rasa bangga kepada orang-orang di sekitarmu dan asyik memikirkan diri sendiri ketika beribadah. Di kanan-kirimu ada orang sakit dan lapar, tetapi tidak engkau pedulikan sama sekali. Bagaimana mungkin engkau bisa menjadi hamba yang mencintai Allah jika engkau sendiri tidak pernah mencintai hamba-hamba ciptaan-Nya?” jelas malaikat itu.
ADVERTISEMENT
Di saat itu juga, Ali bin Hasyim tersadar bahwa ibadah manusia tidak hanya kepada Allah Swt. semata, melainkan juga kepada sesama manusia.
Di dalam Al-Baqarah 261-262 juga dijelaskan bahwa sedekah, infak, zakat, dan perbuatan baik kepada sesamalah yang membuat Allah senang. Jadi, selain menjalankan ibadah pribadi seperti salat tahajud dengan rajin, sebagai hamba Allah yang baik, setiap umat Muslim juga harus mempedulikan dan menolong sesama yang tengah kesusahan.
Demikianlah renungan sepertiga malam yang bisa dibaca dan dipraktikkan setiap umat Muslim di dalam kehidupan sehari-hari.(BRP)