Sejarah dan Asal Usul Hari Kerohanian 3 November

Berita Terkini
Penulis kumparan
Konten dari Pengguna
31 Oktober 2022 23:22 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
https://www.pexels.com/id-id/@tara-winstead/ - Sejarah Hari Kerohanian
zoom-in-whitePerbesar
https://www.pexels.com/id-id/@tara-winstead/ - Sejarah Hari Kerohanian
ADVERTISEMENT
Hari Kerohanian untuk semua agama diperingati setiap tanggal 3 November. Secara singkat, tujuan dari adanya penetapan peringatan ini adalah untuk menghargai para pemeluk agama yang ada. Dengan ditetapkannya tanggal 3 November sebagai Hari Kerohanian, menjadikan kita semua sudah selayaknya saling berbagi cinta sesama manusia tanpa memandang perbedaan agama dan keyakinan. Berikut sejarah Hari Kerohanian.
ADVERTISEMENT

Sejarah Hari Kerohanian 3 November

Bagaimana sejarah dan asal-usul tanggal 3 November bisa ditetapkan sebagai Hari Kerohanian? Ihwal pertamanya adalah karena memang Indonesia memiliki banyak sekali keberagaman dalam masyarakatnya, salah satunya adalah agama serta keyakinan. Agama yang diakui secara resmi di Indonesia adalah:
Keberagaman agama inilah yang diharapkan mampu menjadikan masyarakat sebagai umat beragama untuk bisa menjunjung budaya toleransi. Masyarakat diharapkan dapat saling menghargai agar menjadikan suasana rukun dan tentram tanpa adanya perpecahan atas perbedaan keyakinan di lingkungan masyarakat.
Pada dasarnya, kerohanian atau ‘Spiritualitas’ tidak memiliki definisi atau pengertian yang pasti atau mutlak. Mengutip dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti kerohanian adalah sifat-sifat rohani atau perihal rohani. Jadi, bila disimpulkan, secara luas kerohanian bisa didefinisikan sebagai sesuatu yang diatur terpisah dari umumnya dan pantas dihormati.
ADVERTISEMENT
Adanya penetapan peringatan Hari Kerohanian pada tanggal 3 November setiap tahunnya ditujukan agar para masyarakat bisa selalu menghargai dan menghormati keyakinan dan kepercayaan para penganut masing-masing. Meskipun, pada penerapannya, terdapat banyak sekali perbedaan yang membatasi. Seperti, cara beribadah, hari besar agama, Kitab Suci dan lainnya.
Namun, segala perbedaan yang ada dalam memeluk keyakinan tersebut diharapkan tidak menjadikan kita sebagai manusia yang suka membeda-bedakan status sosial orang lain. Sebagai umat beragama, tentunya kita pasti ingin hidup rukun dan damai antar sesama manusia, lantaran itulah, adanya sikap saling menghargai dan menghormati sesama manusia tanpa melihat agama dan keyakinannya itu sangat penting.
Itulah sejarah dan asal usul Hari Kerohanian. Sebagian masyarakat Indonesia ada yang merayakan peringatan Hari Kerohanian dengan mendatangi tempat ibadah dan melakukan ibadah di sana. Anda juga bisa melakukan yang sama di tempat ibadah sesuai agama masing-masing. (DNR)
ADVERTISEMENT