Sejarah Resolusi Jihad di Balik Penerapan Hari Santri Nasional
Konten dari Pengguna
9 September 2021 12:16 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Sejarah Resolusi Jihad
KH Hasyim Asy’ari yang bernama asli Kiai Haji Mohammad Hasjim Asy'arie yang lahir pada 14 Februari 1871 di Tebu ireng, Jombang, adalah seorang pahlawan nasional Indonesia, pendiri sekaligus Rasi Akbar Nahdatul Ulama. Sidang dilakukan pada tanggal 21-22 Oktober 1945 di kantor PBNU Surabaya. Dalam pertemuan yang juga dihadiri oleh panglima Hizbullah Zainul Arifin tersebut, mereka bersepakat untuk mengeluarkan Resolusi Jihad.
ADVERTISEMENT
Resolusi Jihad ini dicetuskan NU di Surabaya sebagai seruan perang suci kepada para ulama dan pengikutnya serta umat Islam, agar bahu-membahu dengan para pejuang rakyat Indonesia lainnya untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia melawan tentara NICA (Netherlands Indies Civil Administration) yang hendak menguasai kembali Republik Indonesia yang kemerdekaannya telah diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945.
Resolusi Jihad yang dicetuskan NU tersebut telah memberikan inspirasi dan motivasi bagi munculnya gerakan-gerakan perlawanan para ulama dan umat Islam, terutama di Jawa Timur dan Jawa Tengah yang bersama-sama dengan gerakan-gerakan perlawanan rakyat Indonesia lainnya menentang kembalinya tentara pemerintah kolonial Belanda untuk menguasai tanah air.
Sekalipun dalam pertempuran ini pihak Indonesia mengalami tekanan cukup serius akibat ketidakseimbangan persenjataan, rendahnya kemampuan dan sedikitnya pengalaman tempur pejuang-pejuangnya, namun perjuanangan tersebut membekar semangat warga Indonesia untuk melawan perlawanan tentara Belanda dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia sejak tanggal 17 Agustus 1945.
ADVERTISEMENT
Resolusi jihad ternyata membakar semangat umat Islam dan mencapai puncak di Surabaya pada 10 November 1945 yang ditandai dengan perlawanan arek-arek Surabaya melawan pasukan tentara Belanda. (MZM)