Sejarah Tahun Baru Islam dan Metode Penghitungannya

Berita Terkini
Penulis kumparan
Konten dari Pengguna
15 Juli 2021 11:51 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi sejarah tahun baru Islam, sumber foto: https://unsplash.com/
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi sejarah tahun baru Islam, sumber foto: https://unsplash.com/
ADVERTISEMENT
Bulan Muharram merupakan bulan pertama dalam kalender Hijriyah yang memiliki sejarah panjang bagi umat Islam. Banyak peristiwa penting yang terjadi di bulan Muharram mewarnai perjalanan agama Islam di masa lalu. Kata Muharram dalam Bahasa Arab memiliki arti yang dilarang. Berikut ini adalah sejarah tahun baru Islam dan metode penghitungan yang digunakan dalam kalender Hijriyah.
ADVERTISEMENT

Sejarah Tahun Baru Islam

Dikutip dari NU Online Allah SWT berfirman dalam Al-Quran yaitu surat At-Taubah ayat 36 yang artinya:
“Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah ialah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah [ketetapan] agama yang lurus, maka janganlah menganiaya diri dalam bulan yang empat itu, dan perangilah musyrikin itu semuanya sebagaimana mereka memerangi semuanya; dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa.” (Q.S At-Taubah : 36).
Dari ayat tersebut dapat diketahui empat bulan yang dimaksud adalah bulan Muharram, Zulkaidah, Zulhijjah, dan bulan Rajab. Dalam bulan-bulan tersebut ada beberapa aktivitas yang dilarang oleh Islam yang paling utama adalah larangan untuk berperang.
ADVERTISEMENT
Pada bulan Muharram juga terjadi peristiwa penting yaitu hijrahnya Nabi Muhammad SAW dari Mekkah ke Madinah dan ini merupakan awal tongak sejarah perkembangan dan penyebarluasan agama Islam ke seluruh dunia serta sejarah pembentukan masyarakat Islam yang mandiri dan berdaulat.
Selain itu momen hijrah ke Madinah ini juga merupakan tonggak awal sejarah Islam karena peristiwa hijrah ini merupakan awal dari penghitungan kalender hijriyah yang digunakan umat Islam hingga sekarang. Lalu bagaimana sebenarnya penghitungan yang digunakan dalam kalender hijriyah? Berikut penjelasannya.

Dasar Penghitungan Kalender Hijriyah

Ilustrasi kalender Islam, sumber foto: https://unsplash.com/
Dikutip dari buku Mengenal Nama Bulan dalam Kalender Hijriyah, Ida Fitri Shohibah (2012: 4) pada sistem hijriyah sebuah hari atau tanggal itu dimulai ketika terbenamnya matahari di tempat tersebut. Kalender hijriyah dibangung berdasarkan rata-rata siklus sinodik bulan yang memiliki 12 bulan dalam setahun. Dengan menggunakan siklus sinodik bulan, bilangan har dalam satu tahunnya adalah (12 x 29,53059 hari = 354,36708 hari). Hal inilah yang menjelaskan hitungan satu tahun kalender hijriyah lebih pendek sekitar 11 hari dibandingkan dengan penghitungan satu tahun kalender masehi. Untuk penentuan awal bulan ditandai dengan munculnya penampakan bulan sabit pertama kali (hilal) setelah bulan baru (konjungsi atau ijtimak).
ADVERTISEMENT
Demikian adalah pembahasan mengenai sejarah tahun baru Islam dan dasar penghitungan yang digunakan dalam kalender Hijriyah. (WWN)