Christopher Columbus Mengawali Kisah Misteri Segitiga Bermuda

Konten dari Pengguna
27 Januari 2021 15:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Unik tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Christopher Columbus. Foto: Wikimedia Commons
zoom-in-whitePerbesar
Christopher Columbus. Foto: Wikimedia Commons
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Segitiga Bermuda sudah sejak lama dikenal sebagai wilayah yang misterius. Wilayah ini terletak di Samudra Atlantik yang ditandai dari pantai Atlantik di Florida di bagian barat, Bermuda di bagian utara dan Antiles atau Puerto Rico di bagian selatan.
ADVERTISEMENT
Beberapa kecelakaan kapal dan pesawat dilaporkan pernah terjadi di area tersebut. Tercatat lebih dari 50 kapal dan 20 pesawat dikatakan menghilang secara misterius.
Kisah Segitiga Bermuda yang tercatat oleh sejarah bermula pada pernyataan Christopher Columbus pada 8 Oktober 1492. Columbus mengaku kompas miliknya rusak secara tiba-tiba saat melintasi perairan tersebut.
Dalam petualangannya, dia juga megaku melihat bola api yang jatuh ke laut Segitiga Bermuda, lalu beberapa pekan setelahnya dia juga melihat cahaya aneh di kejauhan. Para ahli menyimpulkan apa yang dilihat Columbus saat itu adalah meteor jatuh.
Kejadian selanjutnya yang juga mematik perhatian banyak orang adalah hilangnya kapal penambang USS Cyclops dan pesawat tempur Amerika. Pada tahun 1918 kapal penambang USS Cyclops dalam perjalanan dari Brazil menuju Baltimore, dikabarkan menghilang di Segitiga Bermuda. Tidak ada penjelasan yang jelas atas hilangnya kapal tersebut. Begitu juga tidak ada puing-puing kapal yang ditemukan.
Pesawat North American XF-82. Foto: Insomnia Cured Here via Flickr
Berselang 27 tahun kemudian, giliran pesawat yang mengalami kecelakaan di wilayah Segitiga Bermuda. Kali ini melibatkan pesawat perang Amerika yang disebut Flight 19 pada tahun 1945. Tak ada alasan jelas akibat insiden tersebut, bahkan puing-puing pesawat juga tidak ditemukan.
ADVERTISEMENT
Nama Segitiga Bermuda sendiri pertama kali digunakan oleh penulis dari Amerika, Vincent Hayes Gaddis, di majalah berjudul Argosy edisi Februari 1964. Kepopuleran kawasan yang dikenal pula sebagai Devil's Triangle ini bertambah setelah Charles Berlitz merilis buku The Bermuda Triangle pada tahun 1974. Buku tersebut laris dipasaran dan berhasil terjual 5 juta copy di seluruh dunia.
Sejak saat itu banyak orang yang menghungkan Segitiga Bermuda dengan alien, lorong waktu, gravitasi terbalik, atlantis dan moster laut. Namun berbagai teori itu dipatahkan oleh Larry Kusche dalam tulisannya pada buku "The Bermuda Triangle Mystery: Solved" tahun 1975. Menurut Larry, para penulis teori-teori tersebut telalu melebih-lebihkan dan tidak punya bukti yang kuat. Larry mengatakan, insiden kecelakaan di Segitiga Bermuda tidak berbeda dari insiden serupa di banyak samudra di seluruh dunia.
ADVERTISEMENT
Pernyataan Kusche didukung oleh beberapa ahli yang menyimpulkan secara ilmiah. Mengutip britannica, wilayah tersebut berkemungkinan terjadinya Gulf Stream dimana kondisi arus laut yang besar menyebabkan perubahan cuaca.
Sedangkan menurut ahli kelautan dari University of Southampton, Simon Boxal, wilayah Segitiga Bermuda menjadi berbahaya karena menjadi tempat pertemuan badai sehingga menyebabkan cuaca yang ekstrem untuk dilalui kapal laut.
Segitiga Bermuda saat ini masih menjadi daerah dengan lalu lintas kapal dan pesawat. Daerah ini adalah jalur penting bagi kapal dagang menuju pelabuuhan Amerika, Eropa, dan Kepulauan Karibia.
(MRT)