Hebat, Robot Ini Bisa Bantu Tes Swab Corona dari Jarak Jauh

Konten dari Pengguna
11 Juli 2020 14:21 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Unik tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Seorang tenaga medis melakukan tes usap (swab test) kepada pedagang di Jakarta Pusat. Foto: Muhammad Adimaja/Antara
zoom-in-whitePerbesar
Seorang tenaga medis melakukan tes usap (swab test) kepada pedagang di Jakarta Pusat. Foto: Muhammad Adimaja/Antara
ADVERTISEMENT
Sebuah robot buatan tim peneliti dari Korea Selatan punya kemampuan hebat dalam membantu dokter mengambil spesimen tes swab virus corona penyebab penyakit COVID-19. Kehadiran robot ini dapat mengurangi risiko infeksi tenaga kesehatan.
ADVERTISEMENT
Robot yang dikembangkan Korea Institute of Machinery and Materials (KIMM) ini dapat dikendalikan dari jauh. Robot tersebut akan berinteraksi dengan pasien sehingga tenaga kesehatan tidak perlu berada pada jarak yang dekat dengan pasien.
Sebuah swab sekali pakai akan melengkapi robot tersebut. Petugas akan mengendalikan robot itu untuk mengambil sampel dari hidung pasien virus corona. Robot juga akan dilengkapi alat komunikasi video dan suara antara pasien dengan tenaga medis.
Wujud robot untuk mengambil sampel tetesan pernapasan atau tes swab pada pasien COVID-19, dirancang oleh Dr. Joonho Seo dari KIMM. Foto: Korea Institute of Machinery and Materials (KIMM)
“Teknologi ini membuat sampel dapat diambil dari seseorang bergejala penyakit berbahaya tanpa kontak langsung,” ujar Dr. Joonho Seo dari KIMM dilansir dari TechXplore.
“Saya berharap alat ini dapat berguna untuk penyaringan penyakit berisiko tinggi seperti COVID-19 dan berharap alat ini akan berkontribusi dalam keselamatan dan kesehatan dari tenaga kesehatan selama pandemi dan epidemi,” lanjut Joonho.
ADVERTISEMENT
Teknologi robot ini juga disebut akan menurunkan penggunaan alat pelindung diri (APD) yang sangat berharga bagi petugas kesehatan.
“Robot ini tidak hanya menurunkan risiko infeksi di antara tenaga medis, namun juga menghilangkan kebutuhan untuk menggunakan alat pelindung diri,” ungkap Professor Nam-Hee Kim dari Dongguk University.
“Saya percaya alat ini akan memiliki aplikasi klinis yang sangat beragam, terutama dalam diagnosis penyakit menular,” tutup Prof. Nam-Hee.
(EDR)