Studi: Infeksi COVID-19 Saat Hamil Tidak Berkaitan dengan Kematian Bayi

Konten dari Pengguna
23 Februari 2021 16:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Unik tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi wanita hamil. Foto: Jerry Lai via Flickr
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi wanita hamil. Foto: Jerry Lai via Flickr
ADVERTISEMENT
Sebuah studi menunjukkan infeksi COVID-19 pada proses kehamilan tidak berkaitan kematian neonatal atau kematian bayi yang baru lahir. Namun, hasil penelitian yang melibatkan lebih dari 4.000 wanita hamil yang dicurigai dan dikonfirmasi COVID-19, menemukan bahwa wanita hamil yang positif virus COVID-19 lebih berkemungkinan melahirkan secara prematur.
ADVERTISEMENT
Penelitian yang dipimpin oleh para ilmuwan dari Imperial College London dan diterbitkan dalam jurnal Ultrasound in Obstetrics and Gynecology ini menggunakan data dari Inggris dan Amerika Serikat (AS). Dari wanita-wanita ini, 1606 berasal dari Inggris, sedangkan 2398 lainnya berasal dari Amerika Serikat.
Mengutip eurekalert, hasil penelitian mengatakan, tidak ada bayi yang meninggal karena COVID-19 dari wanita yang melahirkan antara bulan Januari - Agustus 2020. Penelitian juga mengatakan tidak ada peningkatan risiko kematian saat lahir dan kondisi bayi lahir dengan berat badan yang rendah.
Dalam data wanita hamil di Inggris, 12% wanita dengan dugaan atau dikonfirmasi COVID-19 memiliki persalinan prematur, angka tersebut lebih tinggi dari rata-rata nasional yang sebesar 7,5%. Sedangkan wanita hamil di AS, sebanyak 15,7 persen memiliki kelahiran prematur, angka tersebut lebih tinggi dari rata-rata nasional AS yang sebesar 10%.
ADVERTISEMENT
Tim peneliti mengatakan hubungan antara COVID-19 dengan bayi prematur adalah tindakan dokter yang memutuskan untuk melahirkan bayi lebih awal karena kekhawatiran tentang efek infeksi COVID-19 pada ibu dan bayi.
Profesor dari Imperial's Department of Metabolism, Christoph Lees, mengatakan, penemuan bahwa infeksi COVID-19 tidak meningkatkan risiko kematian bayi yang lahir.
“Namun, dugaan atau konfirmasi COVID-19 dapat dikaitkan dengan risiko kelahiran prematur yang lebih tinggi, dan tidak sepenuhnya jelas mengapa," ujar Christoph Less.
Dr Ed Mullins, salah satu penulis dari Imperial's Department of Metabolism, mengatakan bahwa studi tersebut mendukung prioritas vaksinasi untuk wanita yang sedang hamil atau yang berencana untuk hamil serta tindakan yang dapat melindungi wanita hamil dari infeksi sehingga mengurangi kelahiran prematur.
ADVERTISEMENT
Temuan studi tersebut mengatakan bahwa tidak ada peningkatan risiko lahir mati dan kematian dini pada wanita yang tertular COVID-19 saat hamil. Namun, studi tersebut menyoroti perlunya lebih banyak penelitian untuk mengetahui virus COVID-19 mempengaruhi bayi yang lahir prematur.
(MRT)