Apa Saja yang Menjadi Soko Guru Demokrasi Universal? Ini Penjelasannya

Konten dari Pengguna
20 Januari 2022 17:55 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Update tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
https://unsplash.com/@nickgunner - jelaskan soko guru demokrasi universal
zoom-in-whitePerbesar
https://unsplash.com/@nickgunner - jelaskan soko guru demokrasi universal
ADVERTISEMENT
Pada materi di sekolah mungkin kamu pernah mendapat perintah tugas untuk jelaskan soko guru demokrasi universal. Negara demokrasi adalah negara yang menganut sistem pemerintahan dengan menitikberatkan pada kedaulatan rakyat.
ADVERTISEMENT
Negara dapat dikatakan berbudaya demokrasi apabila memiliki prinsip-prinsip demokrasi atau yang dikenal dengan soko guru demokrasi.
Istilah demokrasi berasal dari bahasa Yunani, dari kata demos dan kratos. Demos artinya rakyat dan kratos adalah pemerintahan. Dari kata tersebut, demokrasi dapat diartikan sebagai pemerintahan rakyat. Artinya, rakyat berperan penting dalam sistem pemerintahan suatu negara.

Penjelasan Mengenai Soko Guru Demokrasi Universal

Soko guru demokrasi universal adalah tiang-tiang yang menjadi pondasi untuk membangun dan mendirikan tatanan demokratis dan sebagai indikator sejauh mana demokrasi ditegakkan.
https://unsplash.com/@visualbywahyu
Di dalam buku Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Rahmanuddin Tomaili, 2019, seorang cendekiawan bernama Alamudi, menyebutkan ada 11 prinsip-prinsip demokrasi yang kemudian disebut sebagai soko guru demokrasi. Berikut 11 soko guru demokrasi yang menladikan suatu negara dikatakan berbudaya demokrasi:
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Sedangkan pilar atau tiang demokrasi menurut Moh. Hatta adalah Partai Politik, Media massa, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), Lembaga yudikatif, dan Lembaga legislatif.
Soko Guru Demokrasi atau pilarnya demokrasi merupakan tiang-tiang untuk membangun suatu tatanan yang demokratis, dimana tiang-tiang atau soko guru demokrasi tersebut akan menopang berdirinya demokrasi. Inilah yang menjadi indikator bagi penilaian sejauh mana demokrasi berhasil ditegakkan. Tidak ada demokrasi jika tiang-tiang atau pilarnya tidak ditegakkan. (DNR)