Asal Daerah Tari Suling Dewa, Tarian untuk Meminta Hujan

Konten dari Pengguna
15 September 2021 9:00 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Update tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Tarian Meminta Hujan. (Foto: https://pixabay.com)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Tarian Meminta Hujan. (Foto: https://pixabay.com)
ADVERTISEMENT
Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki aneka macam karya seni, salah satunya adalah seni tari. Di Indonesia, seni tari merupakan salah satu kekayaan budaya yang dikagumi oleh negara lain. Oleh karena itu, keberadaan seni tari di Indonesia harus dilestarikan dan dijaga dengan baik.
ADVERTISEMENT
Seni tari adalah hasil karya cipta manusia yang diungkapkan lewat media gerak yang memiliki keindahan. Dikutip dari buku Keanekaragaman Seni Tari Nusantara yang ditulis oleh Resi Septiana Dewi (2012: i), seni tari di Indonesia sangatlah banyak, masing-masing daerah tersebut memiliki tarian yang khas masing-masing. Salah satu tari tradisional yang menarik untuk dibahas adalah tari suling dewa.

Dari mana Asal Tarian Suling Dewa?

Ilustrasi Tarian Meminta Hujan. (Foto: https://pixabay.com)
Dikutip dari buku Xplore Ulangan Harian SD/MI Kelas 5 yang ditulis oleh Tim Cendekia Nusantara (2020), tari suling dewa air merupakan salah satu kesenian tradisional yang berasal dari Bayan, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB). Bayan adalah desa di Lombok Utara dengan masyarakat adat Sasak yang masih memegang kuat aturan tradisinya.
ADVERTISEMENT
Tarian ini hanya digelar ketika musim kemarau melanda dan menjadi sumber kehidupan bagi masyarakat sekitar. Ketika hujan tidak turun dalam waktu yang lama, bencana kekeringan pasti akan merugikan karena bahaya kelaparan dapat mengancam masyarakat Bayan.
Selain itu, tari suling dewa juga diyakini dapat mengusir binatang buas atau hewan pengganggu, seperti hama tikus, burung, atau serangga yang dapat mengganggu tanaman di ladang atau kebun milik masyarakat. Tari suling dewa juga sering digunakan untuk mengiringi ritual-ritual adat, seperti ritual adat Ngasah Ngaponin Saringgan (cuci pusaka).
Suling dewa dalam upacara Ngaponin merupakan bentuk kegiatan adat yang masih dijalankan oleh masyarakat Bayan hingga saat ini. Proses kesenian ini mencerminkan idealisme dan pola sinkretisme masyarakat Sasak Wetu Telu, yaitu membakar dupa, kemenyan, bunga rampe, serta pakaian. Hal ini merupakan gambaran masyarakat Sasak yang kuat akan nilai-nilai tradisi secara turun-temurun.
ADVERTISEMENT
Itulah uraian jawaban dari pertanyaan “Dari mana asal tari suling dewa?”. Semoga informasi ini bermanfaat! (CHL)