corona di indonesia.jpg

Corona di Indonesia Bisa Hilang Tanpa Vaksin, Penjelasan Ahli Molekur Biologi

16 September 2020 11:34 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Foto: Dok. Kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Foto: Dok. Kumparan
ADVERTISEMENT
Corona di Indonesia bisa hilang tanpa vaksin, benarkah? Ahli biologi molekuler Ahmad Rusdan Handoyo meyakini Indonesia bisa bebas dari pandemi virus corona COVID-19 tanpa harus menunggu keberadaan vaksin maupun obat. Ia mengatakan ini karena keberadaan vaksin dan obat yang masih memakan waktu lama.
ADVERTISEMENT
Kunci pemutusan mata rantai pandemi COVID-19 berada di kombinasi 3T (testing, tracing, dan treatment) serta 3M (memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan). Kunci ini juga harus didukung dengan kebijakan lockdown atau Pembatasan Sektor Berskala Besar (PSBB) yang harus dituruti oleh masyarakat menghentikan mobilitas yang menjadi faktor penyebaran.

Ahli Biologi Molekur, Ahmad Handoyo Bahwa Tanpa Vaksin Bisa Bebas Corona di Indonesia

Dilansir dari salah satu portal berita, Ahmad mengatakan pandemi SARS dan MERS yang diakibatkan dengan virus corona yang mirip dengan virus SARS-CoV-2 dapat dituntaskan tanpa adanya vaksin dan obat. Kedua pandemi itu berakhir sebelum uji klinis selesai.
Perlu diingat bahwa penyakit SARS dan MERS ini cukup mudah untuk diidentifikasi karena menimbulkan gejala bagi orang yang terinfeksi. Sehingga pihak berwenang bisa dengan mudah melakukan isolasi para penderita ini. Di sisi lain, banyak pasien COVID-19 yang sama sekali tidak menimbulkan gejala.
ADVERTISEMENT
Lalu, mengapa pasien SARS dan MERS bisa menimbulkan gejala sementara pasien COVID-19 banyak yang tidak menimbulkan gejala? Dalam hal ini, Ahmad menyinggung soal viral tropism. Viral tropism adalah kemampuan virus untuk secara produktif menginfeksi sel dan jaringan, atau spesies inang tertentu.
Ahmad mengibaratkan viral tropism sebagai tempat yang virus sukai untuk menempel dan berkembang biak. Virus SARS-CoV-1 penyebab SARS dan virus MERS-CoV penyebab MERS lebih menyukai untuk menginfeksi saluran napas bawah seperti trakea, bronkus dan paru-paru. Hal ini membuat gejala langsung terlihat karena menyebabkan gejala seperti sesak nafas.
Sedangkan virus SARS-CoV-2 lebih menyukai untuk menginfeksi saluran napas atas, seperti rongga hidung, faring, dan laring sebagai tempat untuk bereplikasi. Hal ini mengakibatkan orang yang terinfeksi tidak menyebabkan gejala. Sekalipun ada gejala, ia mengatakan banyak orang yang tak menyadari karena hanya sekadar gejala flu seperti sedikit pilek dan bersin. Jika pernyataan Ahli Biologi Molekur tersebut benar, akankah Corona di Indonesia bisa hilang dalam waktu yang tidak lama? Semoga saja ya.
ADVERTISEMENT
(RN)
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten