Cuulturestelsel adalah Awal Muncul Teknik Menanam Baru di Indonesia

Konten dari Pengguna
1 Juni 2021 20:28 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Update tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi cuulturestelsel sebagai awal teknik menanam baru di Indonesia. Sumber : pexels
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi cuulturestelsel sebagai awal teknik menanam baru di Indonesia. Sumber : pexels
ADVERTISEMENT
Teknik menanam baru di Indonesia pertama kali dimulai dari cuulturestelsel. Cuulturestelsel atau yang kita kenal dengan sistem tanam paksa adalah kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda melalui Gubernur Jenderal Johannes van Den Bosch (1830-1833).
ADVERTISEMENT
Kebijakan Sistem Tanam Paksa ini dicetuskan pada 1830 atau ketika van Den Bosch mulai menjabat sebagai Gubernur Jenderal Hindia Belanda.

Cuulturestelsel - Awal Munculnya Teknik Menanam Baru di Indonesia

Aturan Cuulturestelsel
Berdasarkan buku Karesidenan Madiun pada Masa Cuulturestelsel 1830-1870, Latifatul Izzah, 2018, Cuulturestelsel atau sistem tanam paksa bisa dibilang merupakan salah satu periode paling kelam dalam sejarah Indonesia yang menuai kritik keras dari sejumlah kalangan. Ketentuan yang ditetapkan adalah setiap desa wajib menyisihkan 20 persen tanahnya untuk ditanami komoditas ekspor yang ditentukan pemerintah kolonial belanda, seperti teh, tebu, dan kopi.
Tujuan Cuulturestelsel
Pada dasarnya, sistem Cuulturestelsel atau tanam paksa ini yang dikeluarkan oleh pemerintah kolonial untuk dapat mengeksploitasi sumber daya alam Hindia Belanda (Indonesia) demi kepentingan penjajah atau Kerajaan Belanda.
ADVERTISEMENT
Selain itu, sistem ini ditujukan agar bisa mengatasi krisis keuangan Belanda yang sedang terjadi saat itu.
Dampak Cuulturestelsel
Cuulturestelsel akhirnya dihentikan karena banyak mendapat protes keras dari berbagai pihak. Dianggap terjadi adanya banyak sekali penyelewengan dari sistem ini. Tapi, dampak yang sudah terjadi pada rakyat Indonesia pun luar biasa.
Dampak negatif tentu saja lebih banyak, seperti kesengsaraan dan kelaparan yang dialami rakyat, kehilangan keluarga, tanah, bahkan hewan peliharaan.
Namun, tidak bisa dipungkiri bahwa ada dampak positif dari hadirnya Cuulturestelsel di Indonesia. Antara lain: Munculnya beberapa teknik menanam baru yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat sampai saat ini. Rakyat juga bisa mengenal beberapa tanaman baru yang sampai sekarang juga menjadi komoditas penting di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Hal ini mau tidak mau bisa diakui membawa efek positif pada perkembangan negara kita. Ternyata tidak selamanya Cuulturestelsel yang dikenal kelam itu berpengaruh buruk.
Semoga ulasan di atas tentang cuulturestelsel sebagai awal munculnya teknik menanam baru di Indonesia bisa membantu Anda memahmi sejarahnya. (DNR)