Gejala Corona Jangka Panjang, Seperti Apa?
Konten dari Pengguna
3 November 2020 8:35 WIB
Tulisan dari Berita Update tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Tedros menjelaskan, “Meskipun kami masih mempelajari tentang virus COVID-19 , namun yang jelas adalah ini bukan virus yang hanya membunuh orang. Bagi sejumlah besar orang, virus ini menimbulkan berbagai efek jangka panjang yang serius.”
Gejala Corona Jangka Panjang: Berbahaya dan Mengerikan
Direktur Jenderal WHO menggambarkan spektrum luas gejala COVID-19 yang berubah-ubah dari waktu ke waktu sebagai “sangat memprihatinkan.” Gejala tersebut termasuk rasa kelelahan, batuk-batuk, sesak napas, peradangan dan cedera pada organ utama (termasuk paru-paru dan jantung), hingga efek neurologis dan psikologis.
Semua gejala yang dijelaskan tidak menutup kemungkinan untuk saling tumpang tindih dan efeknya akan sangat berbahaya untuk sistem kesehatan tubuh serta organ dalam.
Mengutip dari Modern Diplomacy, menurut pengakuan dari Profesor Paul Garner yang merupakan penyintas pasien COVID-19 mengatakan jika selama empat bulan, ia berjuang melawan siklus kelelahan, sakit kepala, perubahan suasana hati, dan gejala lainnya, diikuti oleh kelelahan total selama tiga bulan. Ia baru saja merasa lebih baik selama beberapa minggu terakhir, padahal Ia sudah dinyatakan sembuh sejak lama.
ADVERTISEMENT
Efek gejala corona dalam jangka waktu panjang ini lah yang saat ini sangat dikhawatirkan oleh WHO, sebab selain contoh kasus di atas, ilmuwan belum bisa menduga efek samping apalagi yang akan timbul dari penyintas virus COVID-19.
Kisah seperti ini menggarisbawahi bagaimana orang yang menghadapi efek jangka panjang COVID-19 harus diberi waktu dan perawatan yang mereka butuhkan untuk pulih sepenuhnya, menurut kepala WHO.
Melalui cerita gejala corona jangka panjang di atas, yuk kita semakin berhati-hati jika kita harus berpergian keluar rumah. Jangan lupa untuk cuci tangan di setiap ada kesempatan ya! (LA)