Laksamana Muda Maeda dan Jasanya dalam Perumusan Teks Proklamasi

Konten dari Pengguna
16 Agustus 2021 18:39 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Update tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Museum Perumusan Naskah Proklamasi. SUmber: kebudayaan.kemdikbud.go.id
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Museum Perumusan Naskah Proklamasi. SUmber: kebudayaan.kemdikbud.go.id
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Proklamasi kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945 tidak lepas dari peran perwira Jepang bernama Laksamana Tadashi Maeda. Ia mengizinkan para pejuang merumuskan naskah proklamasi di rumahnya di Jalan Imam Bonjol no. 1, Jakarta Pusat. Laksamana Maeda meskipun berkebangsaan Jepang, sangat bersimpati pada perjuangan bangsa Indonesia dalam meraih kemerdekaan. Berikut ini ulasan mengenai jasa Laksamana Maeda dan peranannya dalam perumusan teks proklamasi kemerdekaan.
ADVERTISEMENT

Laksamana Tadashi Maeda yang Bersimpati Pada Perjuangan Indonesia

Laksamana Maeda menjabat sebagai Kepala Penghubung Angkatan Laut dan Angkatan Darat Tentara Kekaisaran Jepang pada masa pendudukan Jepang di Indonesia. Ia adalah sosok yang bersimpati pada perjuangan para tokoh nasional dalam meraih kemerdekaan.
Berdasarkan buku Seputar Proklamasi Kemerdekaan: Kesaksian, Penyiaran, dan Keterlibatan Jepang, Maeda pernah mendesak Laksamana Shibata, pimpinan Angkatan Laut Jepang supaya mengambil kebijakan membiarkan Indonesia menyatakan kemerdekaannya.
Laksamana Maeda juga berhubungan baik dengan para pejuang yaitu Soekarno, Mohammad Hatta, Achmad Soebardjo dan para pejuang golongan muda. Achmad Soebardjo bahkan pernah bekerja di bawah kepemimpinan Laksamana Maeda pada kantor Kepala Biro Riset Angkatan Laut Jepang (Kaigun Bukanhu).

Rumah Laksamana Maeda Sebagai Tempat Perumusan Naskah Proklamasi

Berita kekalahan Jepang membuat golongan pemuda mendesak Soekarno dan Hatta untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Namun ada perbedaan pandangan antara kedua tokoh tersebut dengan golongan pemuda yang kemudian berlanjut dengan peristiwa dibawanya Soekarno dan Hatta ke Rengasdengklok oleh para pemuda.
ADVERTISEMENT
Achmad Soebardjo kemudian menjemput Soekarno dan Hatta ke Rengasdengklok. Mereka diperbolehkan kembali ke Jakarta dengan syarat Soekarno dan Hatta harus segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia tanpa bantuan Jepang.
Sesampainya di Jakarta, pada awalnya mereka akan menggunakan Hotel Des Indes sebagai tempat rapat namun pihak hotel menolak karena adanya larangan mengadakan kegiatan apapun setelah jam 10 malam.
Achmad Soebardjo kemudian meminta izin Laksamana Maeda untuk menggunakan rumah dinasnya sebagai tempat rapat. Laksamana Maeda tentu saja mempersilakan para tokoh nasional untuk menggunakan rumahnya. Rumah Laksamana Maeda dianggap sebagai tempat yang aman karena berada di wilayah kekuasaan Angkatan Laut Kekaisaran Jepang atau Kaigun.
Para pemuda tidak begitu saja memercayai Laksamana Maeda. Beberapa pemuda menyisir rumah Maeda untuk memastikan keamanannya. Maeda juga meyakinkan mereka bahwa ia akan menjamin keselamatan Soekarno dan Hatta di rumahnya.
ADVERTISEMENT
Kemudian pada malam itu, ruang makan rumah Laksamana Maeda menjadi tempat para tokoh perjuangan merumuskan naskah kemerdekaan Indonesia. Sampai pada tanggal 17 Agustus 1945, naskah proklamasi kemerdekaan tersebut dibacakan oleh Soekarno dan Hatta.
Uraian mengenai Laksamana Tadashi Maeda, semoga dapat menambah wawasan Anda mengenai tokoh-tokoh yang berperan dalam proklamasi kemerdekaan Indonesia. (IND)