New Normal: Kenapa Harus Diterapkan?
Konten dari Pengguna
27 Oktober 2020 14:28 WIB
Tulisan dari Berita Update tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Pemerintah sendiri, khususnya Kementerian Kesehatan memutuskan untuk mengambil langkah ini guna menekan laju penyebaran virus COVID-19, namun membuat masyarakat tetap bisa beraktivitas diluar ruangan.
New Normal tetap akan dilakukan sampai vaksin untuk virus sudah ditemukan dan didistribusikan kepada masyarakat. Pemerintah juga menggandeng beberapa pihak seperti tokoh masyarakat, para ahli, para pakar, dan lainnya untuk turut menerapkan langkah ini.
New Normal, Apakah Efektif?
New Normal sendiri merupakan tindakan menerapkan protokol kesehatan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, menggunakan masker 2 atau 3 lapisan saat keluar rumah, cuci tangan pakai sabun selama 20 detik, dan menjaga jarak dikerumunan.
Saat ini, masih banyak masyarakat yang tidak patuh pada peraturan. Banyak terjadi pelanggaran dan mengabaikan pemakaian masker saat keluar rumah dan tidak menjaga jarak saat di kerumunan.
ADVERTISEMENT
Tetapi, jika diterapkan secara tertib, maka langkah tersebut dinilai efektif karena bisa mencegah seseorang tertular dari penyakit COVID-19.
Melansir dari berbagai sumber seperti Kementerian Kesehatan dan Pusat Penyuluhan Sosial (PUSPENSOS), Organisasi Dunia atau WHO, sudah menyiapkan pedoman untuk berganti trasisi dari Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB ) ke New Normal.
Tetapi, negara harus membuktikan terlebih dahulu bahwa sudah mampu mengendalikan pandemi yang terjadi. Termasuk tempat-tempat rentan seperti panti jompo, fasilitas kesehatan mental serta wilayah padat penduduk.
Jika belum bisa dikendalikan dengan baik, maka penerapan New Normal tidak bisa dilakukan mengingat risiko yang akan didapatkan.
Semoga pandemi ini segera berakhir dan kita semua bisa melakukan aktivitas tanpa perlu khawatir ya. (AA)
ADVERTISEMENT